Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mengamati Perang Pangan AS dan Barat terhadap Dunia Ketiga dan Tiongkok

18 Oktober 2021   16:29 Diperbarui: 19 Oktober 2021   07:23 1597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Situasi ini masih terus berlangsung sampai hari ini. Selain itu, empat pedagang biji-bijian utama menggunakan perusahaan pengolah kedelai mereka sendiri untuk membeli hanya kedelai rekayasa genetika (GTS 40-3-2 ) yang hak patennya mereka pegang sendiri, memaksa petani kedelai Timur Laut Tiongkok untuk menanam kedelai GTS 40-3-2 jika ingin dibeli mereka produknya, sehingga petani Tiongkok bagaimana pun harus bayar biaya hak paten.

Namun setelah ini semua telah dikuasai pedagang biji-bijian utama ABCD, mareka masih belum puas dan meninginkan lebih.

Oleh karena itu, pada tahun 2005, empat pedagang biji-bijian utama ini memperhatikan pada cabang-cabang perdagangan tua dan mulai menggarap gandum. Pada tahun 2005, tiba-tiba tersebar kabar untuk industri pedagangan biji-bijian internasional bahwa ada kesenjangan pangan global puluhan juta ton, sehingga harga berbagai makanan pokok melonjak.

Dari Desember 2005 hingga Juli 2008, harga gandum dalam perdagangan biji-bijian internasional naik dari US$ 291 menjadi US$ 1.334 perton, hampir lima kali lipat.

Harga jagung naik tiga kali lipat dari US$ 185 menjadi US$ 758. Masuk akal bahwa lonjakan internasional akan meningkatkan ekspor domestik dan secara tidak langsung mendorong lonjakan harga domestik.

Tapi kali ini mereka menemukan ada yang tidak beres. Dari tahun 2005 hingga 2008, empat pedagang biji-bijian utama dan spekulan internasional dengan panik membeli gandum dan jagung dengan harga tinggi, yang menyebabkan seluruh pasar meroket dan pasar gandum internasional meningkat lima kali lipat. jagung tiga kali lipat.

Namun, gandum di pasar Tiongkok hanya naik 0,7 kali dari RMB 1400 yuan menjadi sekitar RMB 2000, dan jagung juga naik hanya 0,7 kali, hal yang sangat aneh.

Hanya ada satu alasan untuk ini: Tiongkok mulai menggunakan depot stok biji-bijian nasional untuk menjual cadangannya. Pedagang biji-bijian internasional terburu-buru untuk membeli dan menjual sebanyak stok di depot biji-bijian nasional Tiongkok dengan harga tinggi.

Dari tahun 2005, Tiongkok melempar stok sekali setiap sepuluh hari atau setengah bulanan hingga tahun 2007, dan menjadi sekali setiap minggu di tahun 2007, dan kemudian melempar stok sekali setiap satu atau dua hari di tahun 2008.

Kali ini, empat pedagang besar gandum dan spekulan internasional bingung, jika mereka tidak terus menggoreng, jagung dan gandum yang mereka jarah sebelumnya tidak akan terjual, dan stok akan jatuh ke tangan mereka sendiri.

Tetapi jika mereka terus menggoreng dengan harga tinggi, mereka tidak dapat mengetahui berapa banyak yang masih dimiliki stok depot biji-bijian nasional Tiongkok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun