Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kontroversi HAM di Barat dan AS Terlihat dalam Pandemi Covid-19

8 Maret 2021   14:53 Diperbarui: 8 Maret 2021   15:54 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.guancha.cn

Pada dasarnya menyasar beberapa jenis negara, salah satunya adalah negara-negara besar seperti Tiongkok dan Rusia, kebangkitan negara-negara tersebut dapat membahayakan hegemoni mereka. Selain itu, jika kita melihat lebih dekat pada titik-titik tata letaknya, kita akan menemukan bahwa titik-titik tersebut umumnya merupakan titik-titik geopolitik yang sangat penting, seperti Afghanistan dan Suriah.

Jika mereka telah berhasil mengontrol suatu negara, berarti sudah dapat mengontrol suatu kawasan. Jika tidak bisa dikendalikan, biarkan kacau dan jangan bisa berkembang. Dan selama disitu kacau, mereka memiliki cara dan peluang untuk mendapatkan sumber daya.

Setelah menjadi kekacauan, keuntungan terbesar setidaknya mereka bisa menjual senjata.

Politik Indenditas di Barat dan AS

Di atas kita telah membicarakan tentang mendekonstruksi wacana Barat. Di permukaan, "politik identitas" tampaknya dapat menjelaskan beberapa masalah, tetapi pada kenyataannya Eropa dan AS, terutama yang terakhir, telah menjadi semakin terdiferensiasi, semakin mandiri, dan kemudian tidak ada sinergi yang dapat terbentuk. dan dalam masyarakat telah muncul Krisis gender.

Kita berbicara tentang pembebasan perempuan. Kita perlu lebih menekankan hal ini karena itu sebenarnya dapat menerapkan kesetaraan gender dengan lebih baik. Orang Barat masih menuntut tentang hak-hak perempuan, untuk menperoleh gaji yang sama untuk pekerjaan yang sama dengan pria.


Di negara-negara Barat, setidaknya tiga tahun lalu, atau bahkan sejauh ini, tidak ada negara yang mencapai upah yang setara bagi pria dan wanita untuk pekerjaan yang setara. Swedia, Norwegia, dan Denmark belum mencapainya, dan AS serta Jepang bahkan tertinggal jauh.

Pertama-tama kita harus memahami "politik identitas" yang terdapat di Barat dan AS. Itu diperlukan dalam masyarakat Barat seperti AS. Mengapa? Karena ini adalah negara yang terbentuk dari imigran dalam sejarah, juga memiliki noda sejarah, yang secara brutal pernah mengeksploitasi dan menindas minoritas dan kelompok yang kurang beruntung. 

Soalnya, tempat-tempat di mana "politik identitas" lebih populer saat ini di bumi semuanya dengan noda sejarah seperti itu, seperti India, AS dan Eropa. Jadi setelah 1960-an dan 1970-an, ada tuntutan akan keadilan.

Melalui pembahasan di atas, kiranya telah mendekonstruksi narasi tentang hak asasi manusia (HAM) yang telah dipromosikan oleh Barat selama bertahun-tahun di satu sisi, dan di sisi lain kita juga ingin dunia belajar lebih banyak tentang narasi HAM dan perspektif hak dari Timur.

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

Politico

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun