Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pembalasan Tersamar Iran terhadap AS Pasca-Pembunuhan Sulaimani

14 Februari 2020   15:56 Diperbarui: 15 Februari 2020   12:07 2741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.independent.co.uk/+MarketWacth.com

Di balik peristiwa ketiga ini kemungkinan adalah Iran dibelakangnya dengan tujuan untuk membalas dendam. AS membunuh Sulaemani maka Iran membuuh agen CIA tertinggi untuk Timteng.

Mengingat situasi saat ini, fokus strategis AS telah bergeser ke kawasan Asia-Pasifik, dan tidak mungkin untuk meluncurkan perang Timur Tengah.

Dalam menghadapi serangan balasan Iran yang terus-menerus, tampaknya tidak mungkin untuk melakukan pembalasan berskala lebih besar. AS hanya dapat mematahkan giginya sendiri dan menelannya. Maka dari itu AS jika dapat menyembunyikan korban, dicobalah untuk menyembunyikannya.

Maka itulah megapa ketika pada 8 Januari Iran secara dramatis menyerang dengan rudal balistik ke pangkalan militer AS Ain al-Assad di Irak, laporan awal, yang dikutip oleh Presiden Donald Trump, mengindikasikan tidak ada korban dari serangan rudal ini, yang diluncurkan sebagai balasan atas serangan pesawat tak berawak A.S. yang menewaskan Mayjen Iran Qassem Suleimani.

Tapi seminggu kemudian, Pentagon mengakui 11 tentara sedang dirawat karena cedera otak traumatis. Pada 31 Januari, jumlahnya meningkat menjadi 64. Pada hari Senin, 109 tentara telah didiagnosis menderita cedera otak traumatis ringan, dan 76 di antaranya telah kembali bertugas.

"Departemen Pertahanan (AS) selalu gigih dalam upayanya untuk memberikan program dan layanan yang dimaksudkan untuk memberikan hasil terbaik bagi anggota layanan kami," kata Alyssa Farah, sekretaris pers Pentagon.

Jumlah itu akan bertambah, jika lebih banyak pasukan menunjukkan gejala itu, menurut pernyataan Pentagon.

Reuters pertama kali melaporkan bahwa lebih dari 100 tentara telah didiagnosis menderita cedera otak traumatis.

Ain al-Assad terletak sekitar 150 km sebelah barat Baghdad dan menampung sekitar 1.500 tentara AS dan koalisi pada saat serangan.

Gejala-gejala cedera otak traumatis tidak selalu jelas. Sakit kepala, pusing, kehilangan ingatan, dan kelelahan dapat bermanifestasi beberapa hari atau minggu setelah kejadian. Ledakan menghasilkan perubahan tekanan udara yang dapat merusak otak, dan semakin dekat pasukan ke ledakan, semakin rentan mereka kena geger otak traumatis.

Trump dikritik oleh organisasi veteran karena mengecilkan arti penting cedera otak traumatis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun