Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Meneropong Situasi Lautan di Kawasan Asia Timur Tahun 2019

23 Februari 2019   19:24 Diperbarui: 24 Februari 2019   20:49 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari 11 hingga 15 September 2018, dalam latihan strategis "Vostok 2018" Rusia, para perwira dan prajurit militer Tiongkok dan Rusia berpartisipasi dalam latihan kampanye bersama di kawasan Danau Baikal. Ini adalah pertama kalinya tentara Tiongkok  berpartisipasi dalam latihan ini, dan juga mengirim pasukan ke luar negeri untuk ikut serta dalam latihan itu, dengan jumlah terbesar dan skala terbesar.  (baca: Tindakan Rusia-Tiongkok Dalam Menghadapi Tekanan AS-Barat )

Sumber: www.theatlantic.com
Sumber: www.theatlantic.com
Latihan meliter antara Tiongkok dan Rusia sebelum "Vostok 2018" sudah cukup sering. Misalnya berbagai latihan dalam kerangka lima negara dimana telah berpartisipasi dalam Olimpiade di lima kesempatan yang berbeda, termasuk Rusia. 

Namun dalam latihan "Vostgok 2018" targetnya bukan hanya teroris, melainkan sasarannya adalah negara-negara besar dan kuat. Sehingga latihan militer bersama ini tampak lebih besar dan penting, karena sebelumnya latihannya meliputi penggunaan berbagai patologi, yang terbatas.

Namun kali ini dapat dikatakan bahwa Tiongkok dan Rusia bekerja sama dalam urusan militer. Dari pembelian senjata sebelumnya hingga latihan anti-terorisme saat ini, telah memasuki tingkat yang lebih dalam.

Selain itu, hal yang paling menjadi perhatian pengamat militer tentang tahun lalu adalah bahwa Tiongkok pertama kali mengungkapkan lensa kapal induk yang melakukan peluncuran pesawat pada  malam hari di Liaoning.

Seperti diketahui sangat sulit untuk lepas landas dan landing di malam hari. Bahkan bagi pilot AS sekalipun, meskipun telah lama mengoperasikan kapal induk. Menurut kabar para pengamat bahwa jika mengikuti situasi dan kondisi AL-AS dan pilotnya saat ini yang bertugas di kapal induk AS, ada 60% pilotnya tidak siap untuk lepas landas pada malam hari. AS sebagai negara yang AL terbesar di sunia, masih mengalami kendala teknis untuk ini.

Karena melakukan misi penerbangan malam hari di kapal induk tidak ada referensi pandangan, sehingga banyak pilot tidak dapat mengatasi hambatan batinnya, yaitu, ia harus lebih memercayai instingnya daripada data instrumen. Jadi pada titik ini, ketika pilot mengandalkan pelatihan, itu adalah batas fisik dan psikologis utama yang tidak dapat menembus hati.

Namun sekarang Tiongkok bisa selesai dengan kapal induknya, sebenarnya dapat dikatakan AL-PLA telah dapat menyelesaikan beberapa tindakan yang tidak bisa dilakukannya di masa lalu, dan menyadari pendaratan seperti itu. Maka itu berarti adalah seluruh misi pengoperasian kapal induk Liaoning di masa depan,

Hubungan Tiongkok-Jepang

Tahun ini Tiongkok akan mmeperingati tahun-tahun reformasi dan terbukaan ke-40. Sedang tahun lalu Tiongkok-Jepang memperingati penandatanganan "Perjanjian Perdamaian dan Persahabatan" tahun ke-40.

Pada tahu 2018, pada dasarnya situasi Jepang stabil dan hubungan Jepang-Tiongkok juga stabil. Meskipun ada sedikit panas namun pada umumnya stabil, jadi perlu adanya kemauan dan ketultusan dari kedua belah pihak untuk itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun