Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pemain di Belakang Layar Serangan ke Provinsi Idlib untuk Mengakhiri Perang Sipil Suriah

4 Oktober 2018   16:22 Diperbarui: 4 Oktober 2018   17:19 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak 30 September 2015, setelah Rusia melakukan intervensi militer, Rusia telah memainkan peran yang semakin penting di medan perang utama Suriah, dan pada titik ini, mereka berada di posisi terdepan. Jadi ketika pertempuran terakhir Idlib terjadi, kemampuan AS untuk melakukan intervensi langsung akan sangat terbatas.

AS dan Turki adalah sekutu NATO, tetapi sejak tahun 2016, ketika kudeta militer yang gagal terjadi di Turki, hubungan AS-Turki telah mendingin, karena konflik yang meningkat ini, secara tidak langsung telah mendorong Turki dan Rusia untuk tumbuh lebih dekat.

Sejak Agustus tahun ini, khususnya, setelah AS mengumumkan sanksi terhadap Rusia dan Turki, frekuensi interaksi tingkat senior antara Turki dan Rusia meningkat, dan hubungan mereka kembali menjadi baik dan hangat.

Sehubungan dengan hal ini, "Financial Times" yang berbasis di Inggris memperingatkan: "Kebijakan keras luar negeri AS mendorong Turki langsung ke pelukan Rusia, dan Erdogan akan mencari sekutu lain, di mana akan ada aliansi geopolitik yang akan tidak disenangi Barat."

Sekarang, lawan AS bukan hanya negara tunggal yang secara bertahap menduduki posisi kepemimpinan di Suriah --- kini adalah aliansi politik dengan suara yang lebih kuat.

Kombinasi interim kepentingan antara Rusia, Turki, dan Iran mungkin utilitarian, tetapi saat ini, integrasi dan kombinasi kepentingan antara ketiga negara ini memiliki ruang yang sangat besar untuk tumbuh, jadi tidak hanya kelompok ini tidak dapat dihabisi saat sekarang, bahkan akan memiliki vitalitas yang pasti di langkah berikutnya.

Sumber motivasi terbesar untuk kombinasi ini adalah bahwa ketiga negara memiliki konflik yang mendalam dengan AS, di mana konflik Rusia dan Iran dengan AS bersifat struktural dan pada dasarnya tidak terpecahkan.

Ini menunjukkan bahwa dalam pengelompokan utilitarian ini, Turki menjadi kunci apakah pengelompokan ini bisa ada, dan poin-poin utama pertikaian dalam konflik antara AS dan Turki tidak berumur pendek atau dapat dipecahkan.

Salah satu contoh adalah bagaimana Turki menuntut AS agar mengakhiri dukungannya untuk federasi di Suriah utara, dan meninggalkan dukungannya untuk Partai Uni Demokrat, Unit Perlindungan Rakyat Kurdi, dan Unit Perlindungan Perempuan Kurdi, tetapi AS tidak akan melakukan itu, karena daerah ini menjadi tempat dimana kehadiran militer AS bergantung padanya. Dan jika itu masalahnya, akan sulit bagi AS untuk membubarkan atau memecah kelompok kepentingan ini.

Tampaknya untuk mulai melakukan serangan perang sangat sederhana, tetapi untuk mengakhiri perang sering kali melampaui yang bisa dikendali orang.

Krisis yang menyakitkan dan merusak di Suriah ini terjadi sangat panjang dan berlarut-larut. Dari Ghouta timur hingga Afrin, dari politisasi humanitarianisme hingga ancaman senjata kimia secara konstan, situasi kacau ini dan kontes antara semua pihak di belakang mereka telah menjadi cermin miniatur dari kekacauan di Suriah itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun