Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perseteruan Antar Aliansi AS-Turki Gara-gara Kurdi

7 Februari 2018   07:31 Diperbarui: 7 Februari 2018   07:34 1171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Military Edge + Grabed from CCTV China

Setelah konflik pecah, Rusia bergabung dengan Turki menuduh AS mendukung rakyat Kurdi, yang dapat memperburuk ketegangan di Suriah. Menteri luar negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, "Perilaku AS entah tidak mengerti situasi, atau dengan sengaja provokatif."

Poros Turki yang menjauh dari AS dan merapat ke arah Rusia terjadi setelah kudeta yang gagal yang terjadi pada 2016, Rusia tidak hanya memberikan Erdogan "informasi rahasia" sebelum kudeta, Putin juga segera menghubungi Erdogan untuk mengungkapkan keprihatinannya.

Pertama, Erdogan menulis surat kepada Putin, Turki meminta maaf atas penembakan jatuh pesawat tempur Rusia (yang terjadi dahulu 24 November 2015), dan setelah itu, Erdogan mengunjungi Rusia untuk bertemu dengan Vladimir Putin.

Pada 2017, para pemimpin Turki dan Rusia saling mengunjungi lagi.  Baru-baru ini, Turki bahkan menandatangani kesepakatan pembelian untuk sistem pertahanan udara S-400 dengan Rusia.

Membeli sistem pertahanan udara dari Rusia sangat menjengkelkan bagi NATO. Karena Turki anggota NATO,  jika membeli sistem pertahanan udara Rusia, lalu bagaimana sistem pertahanan udara ini akan berintegrasi dengan sistem komando NATO? Karena rantai data yang ada terdahulu akan tidak kompatibel, dan sinyal IFF (sinyal untuk mengenali kawan atau alwan) tidak sama. Jika itu terjadi berarti militer Turki akan terpisah dari NATO.

Pada bulan November 2017, ketika Erdogan berkunjung ke Rusia, Putin mengatakan bahwa mereka percaya bahwa hubungan kedua negara telah "sepenuhnya dipulihkan."

Dari kebutuhan mendasar kedua negara, mereka perlu bersatu untuk terlibat dalam permainan intrik ini dengan AS.

Selain itu, pada bulan Oktober 2017, Presiden Turki Erdogan melakukan kunjungan bersejarah ke musuh Turkeys, Iran.

Dalam situasi ini, AS terpaksa harus secara hati-hati menangani hubungannya dengan Turki.

Turki dan Rusia memperbaiki hubungan mereka adalah sesuatu yang sangat menyakitkan AS. Efek langsungnya adalah bahwa kebijakan Timur Tengah AS saat ini dalam situasi yang sulit.

Untuk masalah topik penting yang sedianya mendorong proses perdamaian Palestina-Israel ke depan, menggulingkan pemerintahan al-Assad, dan membatalkan kesepakatan nuklir Iran, jika Turki menentang AS dan berdiri di sisi Rusia, maka bagi AS akan tambah sulit untuk mencapai tujuannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun