Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengintip Kekuatan Militer India dan Ambisi Berkembang Ke Timur dengan Kebijakan "Act East"

16 Januari 2018   18:54 Diperbarui: 16 Januari 2018   19:06 11151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini, interaksi sering terjadi antara Jepang dan India dan telah menjadi semakin positif dan semakin komprehensif.

Pada 13 September 2017, PM Jepang Shinzo Abe mengunjungi India. Ini adalah kunjungan ketiga yang dilakukan Abe ke India sejak awal pemerintahan keduanya. Ditambah dengan saat dalam acara pertemuan internasional, Abe dan PM Modi telah bertemu sembilan kali, dan Jepang jelas menilai India berharga.

Mantan Menteri Luar Negeri Jepang Yoriko Kawaguchi pernah mengatakan seperti ini: "Jepang beruntung dalam banyak hal, karena kita memiliki India di Asia."

Shinzo Abe menyatakan: "Jepang dan India akan bekerja sama untuk mewujudkan konvergensi lebih lanjut antara "Keterbukaan Strategi India-Samudera Pasifik" dan kebijakan "Act East" India." Pernyataan Abe ini mendapat tanggapan positif dari pejabat senior India

Sekretaris Menteri Luar Negeri India, Surachmanyam Jaishankar mengatakan: "Kami mencoba dalam kasus kami untuk menyelaraskan pendekatan masing-masing terhadap dunia, dan ke kawasan ini. Dalam kasus Jepang yaitu strategi Keterbukaan Indo-Pasifik dan dalam kasus kami ini adalah kebijakan "Act East".

Sejak 2017, pengamat melihat bahwa "gendrang" kerja sama geostrategis Jepang dan India telah muncul sangat tergesa-gesa. "Strategi Indo-Pasifik Jepang" tampaknya berbaris pada irama kebijakan "Act East" India.


Analis melihat, kedekatan antara India dan Jepang ini sebenarnya terdapat latar belakang yang lebih besar,  karena mereka melihat Tiongkok terus berkembang dan tumbuh lebih kuat di kawasan ini, dan Jepang merasa cemas dan tidak nyaman.

Jadi hal diatas ini benar-benar bertemu dengan mentalitas India, dan telah menciptakan reaksi kimia atau "kecocokan". Kenyataannya, kedua belah pihak tampaknya memiliki banyak kesamaan dalam hal ini, jadi kedua negara ini sebenarnya memiliki semacam kecenderungan mental ketika merasa tertekan oleh Tiongkok. Tapi sesungguhnya kedekatan dengan Jepang tidak dapat mendukung keseluruhan perkembangan kebijakan "Act East".

Tetangga India, ASEAN, adalah tempat yang harus dilalui untuk mencapai Samudra Pasifik. Pada tahun lalu, India telah memperkuat hubungannya dengan negara-negara ini. Sebagai satu-satunya negara ASEAN yang memiliki perbatasan dengan India, Myanmar merupakan pijakan penting bagi kebijakan Modi "Act East".

Pada bulan Juli 2017, Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Min Aung Hlaing, mengunjungi India. India dapat dikatakan telah menerima jenderal Myanmar dengan segala upaya yang dapat dilakukannya dengan istimewa, dalam sebuah resepsi dengan spesifikasi tinggi dan standar tinggi.

Pada 12 November 2017, India mengadakan pertemuan kuadranateral pertama dengan AS, Jepang, dan Australia sejak strategi "Koalisi Quadrilateral" diusulkan. Hal ini terjadi pada pertemuan tidak resmi antara para pemimpin APEC di Vietnam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun