Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Pasangan Suami Istri Curie" Tiongkok Qiang Sanqiang dan He Zehui

3 Juni 2017   08:24 Diperbarui: 3 Juni 2017   12:15 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada periode ini, Qian Sanqiang dan He Zehui, satu di Prancis dan satu lagi di Jerman. Mereka berdua boleh bilang sudah tidak pernah berhubungan lagi. Tapi pada suatu hari awal musim semi 1943, Qian Sanqiang yang di tinggal di Paris, tiba-tiba menerima surat dari Jerman. Dan yang mengirim surat ini adalah He Zhui teman sekelas kuliah di Qinghua.

Qian Sanqaing masih selalu ingat isi surat pendek ini, yang antara lain diceritakan bahwa He Zehui telah lama putus hubungan dengan orang rumahnya di Tiongkok, minta tolong Qian Sanqiang untuk kirim surat keluarga He Zehui di Suzhou di Tiongkok, untuk memberitakan bahwa dirinya dalam keadaan sehat dan baik-baik. Karena pada waktu itu, Jerman dan Tiongkok tidak bisa berkirim surat melalui pos, karena tidak ada hubungan pos. Maka He Zehui tidak bisa berkirim surat ke keluarganya yang ada di Tiongkok.

Maka begitu dirinya di Jerman tidak bisa berkomunikasi per surat dari Jerman dengan keluarganya di Tiongkok, saat itu dia terpikir kepada teman sekuliahnya di Qinghua yang sekarang sedang berada di Prancis. Namun saat itu, semua surat harus melalui sensor, dan isinya tidak boleh lebih dari 25 kata. Tapi justru melalui surat pendek ini telah membuat hubungan Qian Sanqiang dan He Zehui terjalin kembali setelah terputus selama tujuh tahun sesudah lulus dari Qinghua.

Sejak itu, mereka sering bersurat-suratan, sehingga kedua belah hatinya lama-lama terjalin kecocokan dan terus berhubungan dengan akrab. Perasaan percintaan kedua insan muda ini tumbuh di tanah yang jauh dari kampung halamannya.

Melalui hubungan surat menyurat kedua insan muda yang hidup di luar negeri ini, saling memberi semangat dan dukungan dan keduanya menemukan saling kecocokan.

Ada satu surat yang ditulis pada September 1945 yang disimpan dalam museum perpustakaa pribadi. Qian Sanqiang ada menulis surat kepada kakak perempuan He Zehui—He Yizheng (何怡真) dalam surat itu dituliskan: “Kami berdua telah memutuskan akan hidup bersama untuk masa depan kita,  dan kami akan benar-benar bekerja bersama-sama, tapi Zehui masih bersifat kekanak-kanakan, maka dia meminta saya untuk melaporkan kepada Anda tentang keputusan kita berdua, dan harap Anda bisa memiliki kesempatan untuk melaporkan kepada semua Tetua.( 我们最近决定将我们未来生活及工作完全联系在一起,但是泽慧因为有点小孩脾气,所以叫我向您报告我们的决定,并且希望您有机会时代向堂上报告).


Tidak lama setelah itu, Qian Sanqiang mendapatkan izin persetujuan dari ayah He Zehui, dan sejak itu mereka berdua benar-benar menjalin asmara. Tahun 1945 di musim semi, Qian Sanqiang menuliskan surat yang selama hidupnya baru pertama kali ditulisnya tentang surat cinta, walaupun tidak sampai 25 kata dalam bahasa Prancis, tapi dengan jelas mengemukakan rasa cintanya yang mendalam terhadap He Zehui.

Dalam surat itu didituliskan: “Melalui surat ini, saya mengusulkan untuk permintaan nikah dengan Anda.” Dan He Zhui dengan cepat memberi balasan dengan menuliskan: “Terima kasih atas cinta Anda, saya akan selalu setia dan mencintai Anda.” Kata-katanya meskipun sederhana pendek, namun telah menunjukkan sepasang pemuda-pemudi yang sederhana, sedang jatuh cinta dengan sungguh-sunguh satu sama lain.

Musim dingin di tahun 1945, di suatu hari akhir minggu pagi di kediaman Qian Sanqiang di Paris. Tiba-tiba pintunya ada diketok orang, begitu pintu dibuka, dia bukan main terkejutnya, ternyata yang berdiri di depan pintunya tidak lain adalah He Zehui. He Zehui tidak menilpon atau mengirim telegram, diam-diam dari Jerman berangkat ke Paris, Prancis. Jelas ini membuat Qian Sanqingan terkejut, namun Qian Sanqiang sangat gembira sekali.

Dalam pertemuan kali ini, He Zehui hanya membawa sekoper kecil, ketika koper ini dibuka, ternyata isinya kecuali perangko-perangko selainnya adalah data-data laboratorium. Dalam waktu yang pendek tinggal di Paris, mereka berdua kecuali berdiskusi tentang foto-foto dan gambar tes grafik yang ditunjukkan dari hasil lab. mengunjungi lab. dan sore harinya mengujungi tepi Sungai Seine menikmati saat-saat matahari terbenam. Naik ke Eifel Tower menikmati pemandangan kota Paris. Melalui kunjungan Paris ini, kedua hati pemuda ini saling bertautan satu sama lain dan sudah mencair menjadi satu.

Tahun kedua musim semi, He Zehui meninggalkan pekerjaannya di Jerman datang ke Prancis. Dua tahun kemudian, pada 8 April 1948, Qian Sanqiang dan He Zehui di Kedubes Tiongkok di Prancis membuat akte perkawinan. Malamnya di suatu tempat di luar kota Paris “Orinetal Hotel” melangsungkan resepsi pernikahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun