Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menerawang Kebijakan Trump dan AS Kembali ke Timur Tengah

25 Mei 2017   09:17 Diperbarui: 25 Mei 2017   10:13 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemenangan sudah bisa terlihat untuk menghapus “ISIS’ dari peta, namun AS tidak memimpin kemenangan ini. Karena strategi Obama untuk kembali ke Asia-Pasifik, dan AS melakukan strategi pengurangan atau pengendoran di Timteng, yang mengakibatkan Rusia, Iran dan Turki menjadi kekuatan utama dalam perang melawan terorisme di Timteng.

Kekuatan Utama Mengeliminir “ISIS” Sambil Berebut Pengaruh

Bagi AS, saat ini sedang mempertimbangkan sesuatu, apakah dapat sepenuhnya mengendalikan Irak tanpa masalah. Sorotan kontes ini sekarang adalah Suriah. Pada kenyataannya, AS ingin bersaing dengan Russia dalam perang Suriah yang dipimpin Rusia. Jadi di masa depan, kontes kekuatan semacam ini masih menjadi yang utama dalam perang Suriah, maka sementara ini dua perang melawan terorisme di Timur Tengah tampaknya berjalan baik di permukaan, padahal ada arus tersembunyi di bawahnya.

Pada akhir 2016, Rusia dan Turki bekerja sama untuk menengahi gencatan senjata Suriah. Pada tanggal 4 Mei 2017, pada putaran keempat perundingan damai Astana mengenai masalah Suriah diadakan. Sebagai penjamin gencatan senjata, Rusia, Iran dan Turki menandatangani sebuah nota kerjasama untuk mendirikan "zona de-eskalasi konflik."

Bahkan melalui perwakilannya AS menghadiri pertemuan tersebut, faksi-faksi oposisi yang mereka dukung meninggalkan saat penandatanganan untuk menyatakan penolakan mereka terhadap memorandum tersebut.

Saat ini, pemerintah Rusia, Iran dan Suriah telah membentuk aliansi yang sangat kuat untuk jangka waktu yang cukup lama. Mereka mengendalikan sejumlah besar wilayah dan telah menjadi kekuatan terpenting dalam membimbing masa depan situasi Suriah. AS berpotensi menjadi kekuatan yang paling penting, jika orang-orang Kurdi atau beberapa kekuatan lain yang dipimpin AS dapat membebaskan Raqqa, maka peran AS akan lebih besar dari sebelumnya.

Saat ini, terdapat pasukan militer Suriah yang didukung Rusia berkumpul sekitar al-Thawrah, dekat Raqqa. Juga disitu berkumpul pasukan oposisi Suriah yang didukung oleh pasukan militer Turki serta pasukan Kurdi yang didukung oleh AS. Ketiga kekuatan tersebut telah membuat jalan buntu di sana.

"Washington Post" melaporkan bahwa saat koalisi internasional akan segera memulihkan Mosul dan kelompok ekstremis hampir dihancuran, semua pihak segera bersiap untuk membuat "perampasan tanah." (menguasai wilayah).

Pada bulan Maret tahun ini, stasiun TV Rusia Today memfilmkan kendaraan Stryker militer AS dan Humvee militer yang muncul di wilayah Manbij yang dikuasai oleh militer Suriah. Tetapi militer AS tidak pernah membahas secara rinci apa yang sedang dilakukan oleh berapa kekuatan pasukan daratnya yang berjumlah beberapa ratus ini.

militer-as-muncul-di-suriah-59263dc982afbd2e090c0aab.png
militer-as-muncul-di-suriah-59263dc982afbd2e090c0aab.png
Sumber: TV Rusia Today+CCTV China+ www.funker530.com

Pada tanggal 20 Maret, Presiden AS Trump bertemu dengan PM Irak Haider al-Abadi, yang sedang melakukan kunjungan ke AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun