Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ada Apa di Balik “Berbaikan” Turki- Russia

13 Agustus 2016   20:45 Diperbarui: 14 Agustus 2016   07:05 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Transkaukasia berbatasan dengan Laut Hitam di barat, dan Laut Kaspia di timur. Ini adalah salah satu daerah penghasil minyak terbesar di dunia. Transkaukasia berbatasan dengan Turki di selatan.

Dari situasi geografis, sangat mudah untuk melihat Transkaukasia merupakan hub strategis yang penting bagi Rusia untuk mengontrol koridor energi di Timur Tengah hingga ke selatan Laut Kaspia, serta untuk melindungi sisi yang lemah. Putin sangat tahu dengan baik situasi ini dan Erdogan juga tentu tahu tentang ini.

Sudah sejak lama, Rusia telah berupaya keras untuk mempengarahui atau bahkan mengontrol kawasan ini. Tapi kawasan ini pernah berada dalam lingkup tradisional pengaruh Kekaisaran Ottoman-Turki.

Jika Rusia mengendalikan kawasan ini akan mengancam keselamatan Turki. Tapi di sisi lain, bagaimana untuk memainkan kawasan ini utamanya akan mempengaruhi nasib Rusia.

tiga-negara-dari-transkaukasia-3-57af22ceb57a61ee20d45d02.png
tiga-negara-dari-transkaukasia-3-57af22ceb57a61ee20d45d02.png
Merasa Terancam Rusia—Turki Bersandar ke Barat

Sejak Republik Turki berdiri, mereka selalu menghadapi ancaman besar dari Uni Soviet dan Rusia. Itu sudah tidak diragukan lagi. Dan karena itu mengapa Turki memposisikan negaranya sendiri dengan AS, Eropa dan NATO. Alasan terpenting untuk kepentingan nasionalnya.

Pengamat melihat dalam lingkungan geopolitk demikian, sulit bagi Turki untuk membebaskan diri dari situasi saat ini untuk hubungan internasional sangat tidak mungkin, jadi meskipun kebijakan Turki sedang berayun balik, tapi tidak mungkin bagi mereka untuk menghancurkan hubungan AS-Turki dan Barat-Turki dengan menggantikan dengan Turki-Rusia.

Selain Nagorno-Karabakh, Crimea juga merupakan titik fokus dari kontes antara Turki dan Rusia.

Pada bulan Maret 2014, sebelum referendum Crimea untuk bergabung ke Rusia, Menlu Turki, Ahmet Davutoglu melakukan kunjungan mendadak ke Ukraina dan menyatakan dukungannya untuk Crimea tetap gabung dengan Ukraina.

Pada bulan Pebruari tahun ini, PM Turki, Ahmet Davutoglu selama pertemuannya dengan PM Ukraina, Arsenity Yatsenyuk bahwa dia masih percaya Crimea masih harus menjadi bagian dari Ukraina.

PM Ahmet Davutoglu  mengatakan : “Referendum Crimea tidak dapat diterima, karena melanggar integritas teritorial Ukraina dan melanggar kerangka konstitusional Ukraina, dan hukum internasional.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun