Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Masalah Laut Tiongkok Selatan & “Kebebasan Navigasi” Bagi AS (3)

21 Februari 2016   21:46 Diperbarui: 21 Februari 2016   22:18 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada 4 Nopember 2015, di pertemuan Menhan yang diperluas, untuk menjaga perbedaan dari yang diperluas, tuan rumah Malaysia membatalkan rencana untuk merilis sebuah pernyataan rapat gabungan. Dan hinga hari ini, ASEAN belum membuat pernyataan yang pasti mengenai konstruksi/pembangunan di pulau di Luat Tiongkok Selatan.

Selama Forum Xiangshan pada bulan Oktober 2015, Menhan Indonesia Ryamizard Ryancudu mengatakan bahwa Indonesia menghormati sebagian besar konstruksi atau pembangunan Tiongkok di pulau dan trumbu karang di Laut Tiongkok Selatan adalah kontruksi sipil  dan memuji Tiongkok karena tetap terbuka dan transparan dalam masalah ini.

Mantan Menlu Singpaura George Yeo secara terbuka menyatakan sebelum ini, selama konferensi yang diadakan di Beijing bahwa AS tidak harus berpartisipasi terlalu banyak dalam masalah Laut Tiongkok Selatan.

Jika gesekan atau konflik terjadi antara Tiongkok dan AS di kawasan ini, analis percaya akan membawa efek riak tidak saja sekedar kepada AS dan Tiongkok, tapi akan seperti gajah bertarung masuk kebun tebu, kerusakannya tidak saja pada kedua gajah yang akan terluka, tetapi tanaman tebunya akan hancur, itu akan menghancurkan segala bidang.

Jadi kita bisa lihat negara-negara ASEAN juga merefleksikan akan hal ini juga, apakah akan mendorong AS untuk lebih dalam terlibat di kawasan ini, apakah perlu Filipian menfasilitasi untuk memberi kesempatan AS untuk menyerang Tiongkok atau bahkan mendorong Tiongkok masuk dalam lingkungan yang bisa konfrontasi langsung dengan AS?

Pada 16 Oktober 2015, Rapat Informal Menhan Tiongkok- ASEAN untuk pertama kali digelar di Beijing. Tiongkok mengatakan kepada seluruh dunia bahwa Tiongkok bersedia untuk mengadakan latihan militer dengan ASEAN di Laut Tiognkok Selatan untuk mendorong perdamaian di masa depan di  kawasan ini menjadi kawasan damai.

Juru-bicara Menlu Tiongkok Hua Cunying menyatakan: “Dalam rangka untuk bersama-sama menanggapi tantangan yang mengancam, Tiongkok bersedia untuk mengadakan joint “Maritime Accidental Encounter Rules” dan latihan Maritim untuk pertolongan bencana dan pencarian (search & rescue) di perairan Laut Tiongkok Selatan pada 2016 dengan negara-negara ASEAN.”

Semakin AS mengganggu stabilitas, ketegangan tinggi akan ada, dan semakin Tiongkok harus berupaya dalam memperkuat kerjasama dengan negara-negara yang berafiliasi dengan ASEAN. Misalnya, Indonesia memberi saran mengajukan ide, untuk membentuk patroli bersama di Laut Tiongkok Selatan bersama dengan Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan.

Penting bagi negara-negara sekitar Laut Tiongkok Selatan, Tiongkok dan ASEAN keduanya semestinya memiliki ribuan alasan lebih dari AS untuk berpatroli normal di kawasan ini untuk menjaga kebebasan navigasi dan keamanan navigasi.

Juga untuk masalah ini, kita harus menyerukan kepada masyarakat internasional untuk membuat aturan, atau mengklarifikasi hukum internasional, bahwa untuk semua perairan di seluruh dunia, negara-negara yang paling dekat dengan perairan harus memiliki tanggung jawab utama untuk kebebasan navigasi dan keamanan navigasi.

Pada 20 Oktober 2015, di Pertemuan Senior ke-10 “ Dekalrasi Tentang Perilaku Para Pihak di Laut Tiongkok Selatan” (Declaration on the Conduct of the Parties in the South China Sea/ DOC) yang diadakan di Chengdu, Tiongkok. Wakil Menlu Tiongkok, Liu Zhengmin mengemukakan: “Kami telah menghabiskan 13 tahun terakhir ini untuk melaksanakan “DOC”. Dan pada titik ini kami sangat menghargai bahwa dengan kekuatan kita bersama dengan basis Tiongkok, kami telah mampu mempertahankan perdamaian dan stabilitas di kawasan Laut Tiongkok Selatan, dan menjaga kebebasan navigasi dan penerbangan di Laut Tiongkok Selatan, kami menikmati kemakmuran di Laut Tiongkok Selatan ini.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun