Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Masalah Laut Tiongkok Selatan & “Kebebasan Navigasi” Bagi AS (3)

21 Februari 2016   21:46 Diperbarui: 21 Februari 2016   22:18 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tampaknya dalam rangka “Deklarasi” Tiongkok terus mendorong maju kerjasama maritim praktis dengan ASEAN.

Saat ini yang sudah sedang dilaksanakan, China-ASEAN Cooperation Center, Bantuan Darurat hot-line Tiongkok-ASEAN, China –ASEAN Ocean College dan lebih dari 40 proyek lainnya juga sedang dilaksanakan.

Sebenarnya masalah Laut Tiongkok Selatan tidak rumit, yang membuat rumit karena ada yang ingin membuat rumit, dan membuat air jadi keruh dan berlumpur untuk menarik keuntungan dari kerumitan ini.

Mungkin ini pemikiran AS, Jepang dan Filipina. Tapi siapa yang kiranya paling diuntungkan jika terjadi kekacauan di kawasan ini? Yang jelas bukan dari nagara pengadu dan bersengketa, tapi negara yang jauh dari luar kawasan, yang tidak dapat disebut pengadu, tidak juga bagi negara yang terlibat langsung seperti Tiongkok, Myanmar, Thailand dan bahkan Vietnam, yang tidak ingin negara-negara dari luar kawasan terlalu terlibat di kawasan tersebut dan di Laut Tiongkok Selatan, sehingga Laut Tiongkok Selatan tidak menjadi permainan negara ketiga dari luar kawasan untuk mencari keuntungan.

Semua pihak (negara-negara ASEAN) masih ingin melakukan bisnis dan memakmurkan serta meningkatkan kehidupan masyarakatnya. Kiranya ini lebih penting dari beberapa pulau dan terumbu karang.

Namun apakah AS memang sungguh-sungguh berupaya dan berusaha untuk mempertahankan kebebasan navigasi atau sebaliknya hanya untuk tujuan hegemoni maritim?  Kiranya kita semua tahu jawabannya.

Kita juga tahu, dan dapat memprediksi latar belakang AS mendorong maju strategi untuk menyeimbangkan Asia-Pasifik akan meciptakan gelombang di Laut Tiongkok Selatan, yang membuatnya tidak akan mendatangkan kedamaian. Dan gelombang di Laut Tiongkok Selatan tidak akan menguntungkan negara manapun, terutama nagara-negara disekitar kawasan ini.

AS harus menyadari dalam rangka kompetisi dan kerjasama antara Tiongkok dan AS, pilihan untuk tanggung jawab kekuatan utama adalah mengelola tabrakan dan kecelakaan antara Tiongkok dan kapal-kapal dan pesawat AS didekat perairan di sekitar Kepulaauan Nansha (Spratly) dan menghormati perasaan dan kepentingan negara-negara lain.

( Habis )

Sumber : Media TV & Tulisan Dalam & Luar Negeri

https://nasional.tempo.co/read/news/2016/02/16/078745433/begini-saran-jokowi-mencegah-konflik-laut-cina-selatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun