Mohon tunggu...
Mas Nuz
Mas Nuz Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Bloger

Suka maka, suka jalan, suka nulis, suka bercengkerama, suka keluarga. __::Twitter: @nuzululpunya __::IG: @nuzulularifin __::FB: nuzulul.arifin __::email: zulfahkomunika@gmail.com __::www.nuzulul.com::

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Desa Wisata Malangan Mematut Diri dengan Potensi Kearifan Lokal

13 Maret 2017   21:04 Diperbarui: 15 Maret 2017   08:00 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memasuki komplek padepokan Ki Empu Sungkowo Harumbrodjo, pengunjung akan disuguhi ‘atraksi’ yang tak akan terlupakan seumur hidup. Percikan bunga api dari 3 bahan yang ditempa setelah dipijar pada suhu ratusan derajat celcius memendar ke berbagai arah. Meski terasa nylekit, akan seimbang dengan keindahan hasil gambar saat membidik momen tersebut. Cuma beberapa detik saja proses tempa tersebut.

Itulah salah satu proses pembuatan keris (pusaka) yang telah diwariskan secara turun temurun dari trah Empu Supa (baca: Supo, Jw.). Salah satu empu keris Kerajaan Majapahit dengan karya masyhurnya antara lain Kyai Nagasasra, Kyai Sengkelat (keris), dan Kyai Carubuk (serupa belati/golok). Hasil karya bermutu tinggi yang membuat Sunan Kalijaga pun sempat terkagum-kagum. Hingga akhirnya membuat sang sunan kepincut dan akhirnya dijadikan adik ipar (menikah dengan Dewi Rasawulan).

Nah, Empu Sungkowo Harumbrodjo ini adalah keturunan ke-17 dari sang maestro, Empu Supa. Memperoleh keahlian dari sang romo, Empu Djeno Harumbrodjo, yang tinggal di Dusun Gatak, Sumberagung. Mengingat yang ‘diproduksi’ di padepokan ini adalah barang langka, maka jangan diharapkan akan ditemui banyak pekerja yang berada di dapur produksinya.

Karena sangat menarik untuk diceritakan, ada baiknya akan saya tulis di bagian tersendiri selanjutnya. Karena nama beliau juga, Desa Sumberagung cukup dikenal oleh khalayak. Sebab lewat padepokan seni tempa pamor yang dimilikinya, Keraton Ngayogyokarta Hadiningrat maupun Keraton Kasunanan Surakarta memberikan kepercayaan untuk membuat berbagai senjata pusakanya. Baik berupa keris maupun tombak.

Sangat menarik bukan?

Potensi Alam DWM

Selain potensi kerajinan seni yang dimiliki DWM, potensi alamnya pun tak kalah menarik. Bahkan saking banyaknya, para pengelola berencana untuk secara bertahap mengenalkannya kepada khalayak. Hal ini dapat dimaklumi. Desa yang berada di kaki gugusan Pegunungan Menoreh ini menyimpan begitu banyak keindahan.

Hamparan persawaan yang membentang dari utara sampai selatan desa menjadi satu pemandangan yang menyegarkan. Belum lagi warisan kolonial berupa Saluran Irigasi Van der Wicjk yang membuat pasokan air tak pernah ‘libur’ mengaliri sawah penduduk. Hal tersebut itu juga yang mendukung usaha perikanan yang dikembangkan oleh penduduk.

Jenis perikanan yang dikembangkan ada 3 macam yaitu:

  1. Perikanan Konvensional, dengan memanfaatkan saluran air Van der Wicjk yang melintas di sisi utara Dusun Malangan. Membangun kolam ikan yang berdekatan dengan sisi saluran irigasi yang hasilnya langsung bisa dipasrakan ke warung atau resto di sekitar DWM.
  2. Perikanan Booster, dengan memanfaatkan lahan bengkok kepala dukuh yang berada di tengah DWM. Proses pemeliharaan dilakukan semi moderen.
  3. Perikanan Mina Padi, dengan memanfaatkan lahan sawah produktif. Selain petani dapat memanen padi, 2 minggu sebelumnyapun ikan sudah bisa dipanen.

Mau Apa Lagi?

17-58c6a64d84afbd0a2cdb035c.jpg
17-58c6a64d84afbd0a2cdb035c.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun