Kalimat tersebut pantas menjadi pengingat bagi kita semua. Sejatinya kita bukan hanya makhluk yang berpikir, tetapi juga makhluk yang merasakan. Barangkali dari hal tersebut kita bisa belajar bahwa tubuh yang lelah dan jiwa yang letih bukan sekadar soal medis, melainkan juga soal kemanusiaan.
Mahasiswa dituntut banyak hal yaitu cerdas, aktif, dan berprestasi. Namun di balik itu, ada kewajiban sederhana yang sering terlupakan "menjadi tuan atas tubuh sendiri". Menyediakan waktu tidur yang cukup, menjaga pola makan yang sehat, serta menyisihkan waktu sebentar untuk bergerak. Kedengarannya memang remeh, tapi dari hal-hal kecil itulah kesehatan jangka panjang bisa dibangun.
Generasi yang Seharusnya Tangguh.
Ironis jika generasi yang paling dekat dengan teknologi justru rapuh oleh gaya hidup yang mereka ciptakan sendiri. Gen Z mestinya menjadi generasi tangguh yang tidak hanya piawai bersuara di media sosial, tetapi juga sehat secara jasmani dan rohani. Karena kelak, bangsa ini membutuhkan pemuda yang kuat, bukan remaja jompo yang masih muda tapi sudah renta.
Akhirnya, kita perlu menata ulang cara pandang. Remaja jompo bukan kutukan, melainkan peringatan. Bahwa usia muda tak otomatis berarti sehat, dan bahwa mahasiswa yang kuat bukan hanya yang pandai bicara di depan kelas, tetapi juga yang mampu menjaga tubuhnya tetap segar.
Sederhana saja pesannya: belajar, berjuang, dan bermimpi tapi jangan lupa untuk menjaga gaya hidup yang sehat, karena kesehatan adalah modal utama, bukan sekadar pelengkap. Tanpa itu, semua prestasi hanya akan menjadi bayangan yang pudar sebelum sempat dinikmati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI