Akhirnya proposal itu jadi lalu kukirim ke Bos Mebel. Sebulan sudah berjalan tidak ada balasannya, kira-kira dimana masalahnya pikirku. Apa ide ku ini jelek, atau tidak seperti yang dia harapkan. Setelah diteliti lebih jauh, ku coba menghitung angka-angka nya dalam satuan rupiah. Ya terang saja, di sini akar masalahnya.Â
Kalau di Indonesia uang segini mungkin sudah dapat pakaian jadi satu truk dari Tanah Abang, atau mabel untuk mengisi satu gedung. Ya wajar lah karena biaya-biaya di Moscow kan memang tinggi. Tidak salah  kenapa  orang  memasukkan Moscow dalam lima besar kota termahal di dunia. "Ya tidak apa-apa  lah.", pikirku dalam hati, hitung-hitung ini buat pelajaran supaya jangan terlalu yakin kedepannya.
bersambung...