Di tengah rasa ceria atau tengah kurang fit, aku sering terbayang kepada mereka yang sudah lebih dulu pulang kepada keabadian. Sedang apa di sana ya? Apa yang sekarang di rasakan? Bagaimana melihat kami di sini, tanggapannya?
Pertanyaan itu terus saja meneror. Aku percaya, di dunia ini sementara dan waktunya akan kembali. Tak peduli raga ini siap, tak peduli memang tak lagi terjaga kedatangan tamu istimewa itu, kembali adalah kepastian.
Aku sering galau, apa yang aku banggakan dengan semua amanah yang Allah berika pada diri ini?
Apa salatku sudah punya nilai yang penuh khusyu'?
Apa hatiku penuh kasih dan kisah yang penuh cahaya?
Bagaimana aku mempersiapkan tanya dua malaikat yang menanti di sana?
Bagaimana aku: dengan ruang sempir kubur, cahaya yang tak ditentukan oleh tagihan bulanan, busana yang tak ditentukan seberapa tebal isi kantong?
Aku sungguh takut, semua yang aku nikmati sekarang adalah bahan bakar abadi di sana.
***
Sepeninggal bapak setahun yang berlalu, aku merasa beliau masih melihatku, lantas berbicara,