"Jangan nakal, Nak. Cepat atau lambat kamu pun akan menyusul. Hal itu bisa kamu lihat dari satu per satu orang sekitarmu yang kembali tanpa bisa menolak kembali."
Aku pun teringat seorang bapak yang selama di dunia penuh dengan hal paradoksial. Ia yang kerap bersikap apa maunya. Ia yang kembali tanpa terdengar pulang, menetap di kubur yang penuh cahaya atau entah petaka. Semua ditentukan amal di dunia.
Aku pun teringat bapak tua yang di ujung 80 an, bicaranya soal muda yang kuat dan gagah. Merasa kuat dengan tubuh berbalut kulit dan daging tak seberapa. Rokok yang tetap menyala meski raga lelah, nafas patah-patah dan semuanya penuh tanda-tanda.
Ada pula yang semasa kakek yang tua rajin mendaras kalam ilahi. Berpeluh mengumpulkan rupiah demi tercukup kebutuhan keluarga tercinta. Di sela sibuknya tak terganggu, jamaah salat kebiasaan yang terus terpelihara. Di masa yang tak lagi muda, ia menyadarinya.
Saat ruh itu dijemput, ia tenga terjaga dalam sujud panjangnya. Begitu khusyu'
**
Semoga kita pulang membawa bekal terbaik. Selagi ada kesempatan, kenapa harus terabaikan. (**)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI