Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyoal Kualitas, Komprehensivitas, dan Universalitas Guru

18 November 2020   17:05 Diperbarui: 18 November 2020   17:13 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru mengajar di dalam kelas (KOMPAS/RIZA FATHONI)

"Pendidik dinilai dari kualitas, komprehensivitas dan universalitas metodologi pengajarannya," ini salah satu quote yang saya sampaikan pada seminar Academy of Future Teacher (AFT) tentang How to be a role model teacher.

Program AFT yang diadakan konsultan pendidikan Eduversal Indonesia  bertujuan untuk mencetak para guru yang berkompeten, berkarakter, dan siap mendedikasikan dirinya untuk memajukan pendidikan Indonesia. Sudah tentunya untuk mencapai ini, diperlukan guru yang berkualitas, komprehensif, dan universal dalam pengetahuannya.

Kualitas, Komprehensivitas, dan Universalitas

Ketiga hal tersebut adalah hal penting dimana baik tidaknya guru bisa dinilai dengannya. Ketiga hal tersebut semuanya harus ada pada metodologi pengajaran. Metodologi pengajaran disini tidak hanya diartikan pengajaran di dalam kelas, tetapi juga mencakup pengajaran di luar kelas. Pengajaran disini juga tidak terpaku pada pengajaran akademik, tetapi juga meliputi pengajaran karakter, moral, dan sikap siswa.

Mari coba kita jelaskan lebih jauh ketiga hal tersebut.

Pertama, guru harus berkualitas, baik secara kepribadian maupun secara keilmuan. Kepribadian menunjukkan kualitas diri. Kualitas diri menjadi nilai utama bagi seorang guru. Karena sejatinya, seperti kata pepatah guru adalah seseorang yang digugu dan ditiru. Oleh karenanya, guru harus memperhatikan benar-benar kualitas diri dan kepribadiannya. Jika tidak, apa akan jadinya para siswa yang akan menggugu dan menirunya.


Selain kualitas diri, seorang guru juga seharusnya memiliki kualitas keilmuan yang juga mumpuni. Kebanyakan siswa akan melihat gurunya dari bagaimana kemampuan keilmuannya, baik keilmuan bidang yang diampunya, maupun keilmuan keguruannya. Karena, bagi siswa, guru adalah sumber ilmu pertama yang paling utama. Siswa akan sangat mengharapkan banyak hal dari gurunya.

Kedua, guru harus memiliki kemampuan yang komprehensif. Ini penting, karena pekerjaan guru adalah mendidik manusia, dan manusia adalah makhluk Tuhan yang paling kompleks dan dinamis, manusia juga memiliki berbagai macam dimensi.

Guru dituntut memiliki pengetahuan yang komprehensif untuk bisa menanganinya. Segala bidang perlu dikuasai, atau paling tidak diketahui. Ilmu psikologi, sosiologi, ekonomi dan berbagai ilmu lainnya seharusnya bisa dipelajari seorang guru, walau tidak mesti harus mendalam. 

Tujuannya, untuk mendidik pastinya. Menghadapi berbagai macam siswa memerlukan berbagai macam pengetahuan yang sewaktu-waktu bisa digunakan untuk keperluan pendidikan.

Ketiga, guru harus memahami nilai-nilai keuniversalan. Artinya guru harus memandang sesuatu secara global. Apalagi di era globalisasi seperti saat ini, guru seharusnya bisa berpikir secara umum dengan mengedepankan nilai-nilai universal yang bisa diterima semua kalangan.

Guru harus berperan sebagai diplomat kebaikan yang bisa membawa nilai-nilai kebaikan ke seluruh dunia, tanpa membedakan ras, warna kulit, etnis, bahasa, dan agama. 

Membaca Zaman

Untuk memiliki ketiga hal tersebut seorang guru harus mampu membaca zaman dengan baik. Membaca zaman dengan memahami ilmu pengetahuan dan teknologi dengan baik. 

Tidak hanya memahaminya tetapi juga mampu menggunakannya dan mengevaluasi kebaikan dan kekurangan yang ada di dalamnya.

Tanpa adanya evaluasi, ilmu pengetahuan dan teknologi sangat rentan disalahgunakan. Sesuatu yang baik, bisa saja justru membawa keburukan yang besar dalam kehidupan.

Selain ilmu pengetahuan dan teknologi, guru juga harus mampu memahami budaya dan peradaban yang ada di zaman ini. Budaya dan peradaban modern saat ini mencakup nilai-nilai sosial, pemikiran, dan ideologi yang berkembang di masyarakat. 

Guru yang tidak mampu membacanya dengan baik, bisa jadi akan terjebak pada sebuah lubang kesalahan yang mungkin akan sulit dan memerlukan waktu untuk memperbaikinya.

Kualitas, komprehensivitas, dan universalitas jangan sekedar hanya dijadikan sebuah pengetahuan, ketiganya perlu untuk dihidupi dengan dengan membaca zaman dengan baik. Menghidupinya akan membawa kepada sebuah kebijaksanaan, dan kearifan.

Ulama, intelektual, dan inspirator pendidikan Muhammad Fethullah Gulen pernah berkata, "Peran pendidik adalah mengisi ilmu pengetahuan dengan kebijaksanaan sehingga pendidikan bisa bermanfaat bagi masyarakat." Bijaksana artinya selalu menggunakan akal dan budinya dalam berpikir. 

Ya selain akal tempat pengetahuan dipikirkan, budi juga harus turut berperan. Budi adalah alat batin yg merupakan paduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruknya sesuatu. Begitulah seharusnya, dalam ilmu, akal dan budi harus disatukan sehingga akan muncul kebijaksanaan. Jika tidak ilmu tidak akan ada manfaatnya.

Alhasil, kualitas, komprehensivitas dan universalitas adalah hal penting yang mesti ada pada seorang guru. Itu semua akan membentuk pengetahuan yang baik (good knowledge) pada diri seorang guru. Pengetahuan yang baik didapatkan dengan mampu membaca zaman dengan baik.

Membaca zaman berarti menghidupi pengetahuan yang dimiliki dengan cara yang benar. Jika seorang guru mampu menghidupi pengetahuannya, maka semua itu akan berubah menjadi sebuah kebijaksanaan. Inilah profil seorang pendidik ideal yang bisa menjadi contoh dan teladan bagi siswa-siswanya.

[Baca Juga: Makna Guru Inspiratif dalam Ranah Taksonomi Bloom]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun