Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Unik dan Apik, Itulah Batik

2 Oktober 2020   18:43 Diperbarui: 4 Oktober 2020   05:35 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Membatik(SHUTTERSTOCK via kompas.com)

"Unik dan apik itulah batik" itulah kalimat yang tertulis pada poster ucapan Selamat Hari Batik Nasional 2020 yang dibuat sekolah kami.

Hari ini tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Sejarah ditetapkannya tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional mengacu kepada sidang Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage UNESCO di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, tahun 2009. Pada sidang itu batik resmi menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia ke-3, setelah keris dan wayang.

Budaya Batik

Batik memang tak pernah lepas dari kehidupan masyarakat Indonesia. Batik selalu menghiasi semua lini kehidupan di Indonesia. Di sekolah, di tempat kerja, di acara-acara kemasyarakatan batik selalu menjadi pilihan seragam yang digunakan.

Sejak saya mulai sekolah dulu, setiap hari kamis kami mengenakan seragam batik. Hari ini, setelah 13 tahun bekerja, batik masih menjadi seragam yang tak tergantikan.

Menurut KBBI, batik diartikan sebagai kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu.

Terlepas dari pengertiannya sebagai sebuah kata benda, sejatinya batik memiliki dimensi proses di dalamnya. Dimensi inilah yang membuat batik memiliki nilai yang lebih dari hanya sekedar sebuah kain bermotif.

Dilansir dari laman resmi kemdikbud, dikatakan bahwa kain batik sebenarnya menjadi sarana manifestasi dari kesabaran, ketekunan, ketelitian serta falsafah hidup pembuat batik. Nilai-nilai itulah yang didapatkan dari dimensi proses membatik.

Batik sebagai warisan budaya memiliki nilai, makna dan simbol kebudayaan yang menunjukkan peradaban bangsa Indonesia. Oleh karena itu, generasi muda kita saat ini sudah seharusnya untuk dikenalkan dengan batik sebagai sebuah budaya yang perlu untuk dijaga. Jangan sampai batik kita diambil orang.

Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukkan jati dirinya melalui budaya yang dimilikinya. Budaya muncul dan berkembang dari fitrah berbangsa dan bermasyarakat. Bangsa Indonesia beruntung dengan kehadiran berbagai macam budaya yang tersebar di sekitar 17.000 pulau di nusantara.

Berkenaan dengan budaya, intelektual Muhammad Fethullah Gulen mengatakan bahwa budaya itu ibarat buah dari pohon masyarakat. Bangsa yang belum dewasa atau kehilangan budayanya sendiri terlihat seperti pohon yang belum menghasilkan atau kehilangan buah. Jika tidak hari ini, mungkin besok, pohon itu ditakdirkan untuk ditebang.

Di era globalisasi seperti sekarang ini arus budaya asing begitu gencarnya datang ke negara kita. Tugas kita bersama untuk melestarikan budaya milik asli negara kita. Jangan sampai pohon yang rimbun yang tumbuh di negara kita akan kehilangan buahnya atau justru buahnya dinikmati negara lain.

Batik yang Selalu Pantas 

Selain dimensi budaya, tak bisa dipungkiri batik juga memiliki dimensi fesyen yang patut untuk diapresiasi. Batik dengan warna dan corak yang beragam seolah menjadi daya tarik tersendiri.

Pakaian adalah salah satu kebutuhan sandang yang perlu diperhatikan. Tak pelak, cara berpakaian akan menunjukkan karakter, status sosial dan peradaban seseorang. 

Berbagai macam batik dengan berbagai macam model dan corak pernah saya pakai. Ada yang berharga murah, ada juga yang mahal, ada yang hasil membeli sendiri, ada yang hadiah pemberian orang. Walaupun beragam batiknya, tetapi ada satu hal yang sama, kebanggaan memakai batik tak pernah berbeda. Itulah mengapa batik selalu jadi pilihan saya, ketika bingung memilih pakaian yang dikenakan.

Jika kita bingung harus mengenakan apa untuk menghadiri sebuah acara, maka batik menjadi jalan tengahnya. Batik cocok dan pantas untuk dikenakan di semua jenis acara, formal atau informal, serius atau santai. Intinya kita tidak akan malu jika mengenakan batik, walaupun pada kondisi dimana kita salah mengenakan kostum.

Siapapun orangnya, apapun karakternya dan bagaimanapun kedudukan sosialnya akan pantas mengenakan batik. Seolah batik mengajarkan kita akan pentingnya mengedepankan persamaan, mengajarkan kita untuk menilai seseorang tidak hanya dari penampilannya saja.

Alhasil, batik itu memang unik dan apik. Unik karena nilai dan makna yang ada di dalamnya, apik karena selalu menjadi pilihan yang pantas bagi semua orang. Sudah selayaknya kita bangga memiliki warisan budaya yang begitu berharga ini. Selamat Hari Batik Nasional.

[Baca juga: Pancasila Sebuah Sinkretisme Ideologi]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun