Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Jangan Tunggu "Pandemi Emisi BBM" Terjadi

20 Juni 2020   08:55 Diperbarui: 21 Juni 2020   07:50 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pekerja membersihkan papan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di tempat pengisian BBM Pertamina, Bogor, Jawa Barat, Senin (2/7/2018).(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)

Padahal sejatinya, emisi asap yang dikeluarkan dari BBM beroktan rendah sangat membahayakan manusia. Asap hidrokarbon yang dikeluarkan bisa menyebabkan kanker paru-paru dan berbagai gangguan pernafasan lainnya. 

Emisi karbon dioksida sudah sangat jelas efeknya. Belum lagi efek emisi gas-gas berbahaya dan beracun lainnya.

Sumber: otomotif.kompas.com
Sumber: otomotif.kompas.com

Bagi perusahaan pemerintah yang menangani masalah ini, sebenarnya penghapusan BBM beroktan rendah bisa mengurangi biaya produksi dan distribusi BBM. Semakin sedikit jenis BBM, maka biaya produksi akan bisa semakin ditekan. Pada akhirnya harga BBM jenis yang lain pun akan bisa diturunkan.

Selain itu dampak BBM beroktan rendah bagi kendaraan juga sangat signifikan. Performa pembakaran bahan bakar di dalam mesin yang tidak sempurna membuat mesin kendaraan mengalami knocking (mengelitik). Belum lagi sparepart mesin yang akan cepat rusak dan pemborosan BBM yang digunakan.

Satu-satunya alasan belum terealisasinya penghapusan BBM beroktan rendah adalah reaksi penolakan masyarakat. Tidak bisa dipungkiri, masyarakat lebih memilih BBM beroktan rendah karena harganya lebih murah. Mindset di masyarakat adalah jika masih ada yang murah, mengapa harus beli yang mahal.

Pemerintah harus fokus merubah mindset masyarakat ini. Masyarakat harus diberikan pemahaman akan pentingnya kualitas. Penggunaan BBM berstandar Euro 4 yang memiliki kandungan RON diatas 91 menjadi sebuah keharusan, demi kualitas lingkungan yang lebih baik. 

Kualitas lingkungan yang lebih baik akan membawa kualitas kehidupan yang lebih baik. Kesejahteraan masyarakat pun akan meningkat, jika kualitas kehidupannya baik. 

Hal Ini akan menjawab penolakan masyarakat akan penghapusan BBM beroktan rendah. Bukankah kebanyakan masyarakat menolaknya karena alasan ekonomi? 

Bukankah tujuan ekonomi adalah kesejahteraan masyarakat? Bila dilihat dari sisi ini, penghapusan BBM beroktan rendah akan menjadi kebijakan ekonomi yang benar-benar tepat, dalam rangka mencapai tujuan akhir ekonomi itu sendiri.

Sekarang yang dibutuhkan adalah keberanian pemerintah untuk mengambil keputusan. Saat ini, pemerintah berani mengambil keputusan kenormalan baru di masa pandemi dengan mengacu pada prioritas kesehatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun