Salah satu solusi mengurangi konflik anak dan emak.Â
Caption itulah yang paling menarik perhatian sepanjang hari ini ketika aku melihat status teman teman di WA. Terlihat di foto tersebut, anak laki lakinya sedang belajar di sebuah bimbingan belajar dengan pendampingan 1 orang guru 1 murid.Â
Sempat teringat kemarin, ketika aku berkumpul dengan para emak di sekolah anak kembarku, mereka mengatakan tentang prosedur pembelajara di bimbingan belajar membaca dan berhitung untuk anak anak mereka.Â
Mereka mengatakan bahwa setiap anak harus mengambil nomor antrian, karena setiap anak didampingi oleh 1 orang guru. Kuantitas guru di bimbingan belajar dengan jumlah banyaknya anak yang ikut bimbingan tersebut, terkadang tidak seimbang.Â
Hal ini menyebabkan seorang anak hanya mendapat sekitar 20 - 30 menit pembelajaran saja. Aku pikir pikir, anaknya dapat pelajaran apa dengan waktu sedemikian pendeknya.Â
Belum lagi dengan biaya pendaftaran dan biaya bulanan. Di tiap bimbingan belajar berbeda beda, dengan sistem yan berbeda juga. Seorang kawan yang tinggal di daerah pinggiran kota, mesti merogoh kocek sebesar Rp. 170. 000, 00 ketika mendaftarkan anaknya. Sedangkan biaya bulanan yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 100. 000 00 untuk 12x pertemuan.Â
Mungkin untuk beberapa orang tua yang mampu, biaya segitu sangatlah murah, tapi bagaimana dengan orang tua yang harus mengeluarkan SPP sekolah yang besar dan juga biaya bulanan bimbingan belajar sebesar itu? Namun, kembali lagi, itu adalah pilihan para orang tua.Â
Sebenarnya kenapa sich orang tua memutuskan untuk memasukkan anak anaknya ke bimbingan belajar? Ini ada beberapa alasan dari pengamatanku pribadi terhadap beberapa kawan yang memutuskan bimbingan belajar sebagai solusi untuk pengganti belajar di rumah
Mengurangi konflik emosi antara emak dan anak
Mungkin gak semua emak mengalami konflik dengan anak anak. Hal ini disebabkan peran ganda yang tiba tiba diterima sang emak karena pandemi corona ini.Â