Mohon tunggu...
Mahfudz Tejani
Mahfudz Tejani Mohon Tunggu... Bapak 2 anak yang terdampar di Kuala Lumpur

Seorang yang Nasionalis, Saat ini sedang mencari tujuan hidup di Kuli Batu Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur. Pernah bermimpi hidup dalam sebuah negara ybernama Nusantara. Dan juga sering meluahkan rasa di : www.mahfudztejani.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Opera van TKI dalam Bahasa Inggris

14 Oktober 2014   02:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:09 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14132012582116799086

Mr John     : "Jumm..Jumm.. Juminten... !!"

Juminten    : "Yes Tuan." ( Sambil berlari tergopoh-gopoh)

Mr.John      : " Do you know, Where is my lighter ? "

Juminten    :  "Yes Tuan ." ( Pergi berlari dan kembali membawa sepucuk surat lalu diserahkan pada tuannya)

Mr.John      : (Memandang keheranan) "What is this Juminten ? "

Juminten     : "Letter Tuan"

Mr.John      : " Oh My God !, A lighter Juminten not a letter." ( sambil geleng-geleng kepala)

Juminten     : " Oh korek api Tuan.. " ( Sambil termenung dan bergumam dalam hati ) "Seandainya saya dulu sekolah dan belajar baik-baik, mungkin nggak akan seperti ini."

Itulah sekilas dialog drama yang diringkas dalam bentuk Opera Van TKI yang dibawakan dalam bahasa Inggris. Drama tersebut menceritakan kisah seorang TKW bernama Juminten (35 tahun)  yang bekerja ke Malaysia.
Dan secara kebetulan Juminten bekerja dengan majikan bule yang berasal dari Australia. Namun sayang Juminten mengalami masalah dalam hal berkomunikasi dengan majikannya dan sering mengalami kesalahfahaman dalam sehari-harinya.

Ketika Juminten sedang jalan-jalan ke menara Petronas KLCC karena mendapatkan libur kerja. Juminten bertemu dengan sekelompok masyarakat Indonesia yang sedang mempraktekan bahasa Inggris bersama.
Juminten kemudian berkenalan dengan mereka, ternyata mereka juga adalah para TKI dari berbagai latar belakang profesi. Mulai dari pembantu rumah, pekerja konstruksi hingga pekerja restoran.

Juminten penasaran, mengapa mereka cukup fasih berkomunikasi dalam bahasa Inggris ? Mereka mengatakan bahwa mereka sedang mengikuti kursus gratis di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur setiap hari Minggu.

Akhirnya Juminten setiap hari liburnya ikut kursus bahasa Inggris bersama-sama. Dan beberapa bulan kemudian, dengan semangat ingin berubah Juminten mulai fasih berkomunikasi dengan majikannya. Sehingga mendapatkan pujian dari majikannya dan mendapatkan bonus berupa kenaikan gaji.

Tampil Dihadapan Para Staff KBRI Kuala Lumpur

Drama tersebut diperankan para TKI yang sedang mengikuti pelatihan bahasa Inggris dan Komputer secara gratis di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Pelatihan ini diselenggarakan oleh Perum LKBN Antara Biro Kuala Lumpur dan didukung oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur.

Pelatihan tersebut diberikan nama Edukasi Untuk Bangsa (EUB) diadakan setiap hari Minggu yang mendapat dukungan secara sukarela dari tim pengajar (Tutor) dari berbagai lapisan masyarakat WNI di Malaysia. Mulai dari para Ekspatriat sehigga para mahasiswa Indonesia yang belajar di Malaysia.

Pelatihan ini mulai dirintis dari pertengahan tahun 2011 dan sudah memasuki gelombang yang ketujuh pada saat ini. Seperti mana yang diungkapkan oleh Aulia Badar, Kepala Perum LKBN Antara Biro Kuala Lumpur dalam sambutannya :

"Pelatihan ini bermula sejak 2011 yang lalu di sebuah restoran Indonesia di sebelah Pasar Seni Kuala Lumpur yaitu Restoran Es Teler 77. Dan sekarang sudah memasuki batch yang ke-7 dan diadakan di Sekolah Indonesia Kuala lumpur."

Drama tersebut diadakan bersamaan dengan pembukaan EUB Batch ke-7 yang diadakan pada 12 Oktober di Aula Hasanuddin , KBRI Kuala Lumpur. Hadir juga pada acara tersebut beberapa staff  KBRI KL, seperti Atase Pendidikan Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, Sekretaris III Pensosbud Indri Yanuarti hingga Minister Counselor Ekonomi Hendra S. Pramana.

TKI Ingin Berubah

Dalam drama ringkas dan sederhana itu banyak maksud tersirat yang mereka ingin sampaikan. Bahwa pada umumnya mereka ingin merubah diri dengan meningkatkan aneka keterampilan diri dan berkomunikasi.
Semuanya itu demi untuk meningkatkan nilai jual (marketable value) dalam pasaran dan persaingan sesama pekerja asing di Malaysia.

Yang kedua adalah semangat merubah diri apabila sudah pulang ke Indonesia sebagai purna TKI. Keterampilan- keterampilan yang dimiliki seperti Microsoft Office , pengenalan internet dan website hingga tehnik editing mulai dari photoshop hingga coreldraw mampu menciptakan lapangan kerja sendiri atau bekerja lebih layak di Indonesia tanpa harus kembali bekerja ke luar negeri.

Saya percaya dan yakin, niat dan semangat juang dalam keterbatasan mereka akan memberikan impak positif dalam masa depan mereka. Tidak ada kata terlambat untuk belajar dan belajar, hanya masa, waktu dan keadaaan yang membedakan kesempatan dalam menuju ke gerbang alam pendidikan.

Selamat belajar dan selamat merubah diri wahai para saudara-sauadaraku yang katanya pahlawan devisa Indonesia.

Salam dari Kuala Lumpur

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun