Hasyim baru saja pensiun menjadi tukang jagal sapi, belasan tahun Ia dedikasi kan keringat nya untuk mengabdi menjadi tukang jagal. Terlihat tatapan kosong yang tersirat dari wajah nya, sangat jelas bahwa Hasyim masih menyimpan memori indah ketika ia membelah, memotong, mencabik-cabik, menelanjangi dengan detail anatomi tubuh sapi nya.
Sekarang pisau-pisau tua sudah berkarat tergantung rapih di area dapur rumah nya, bak pajangan. Tak jarang istri nya Rini membersihkan debu-debu dari pisau-pisau itu, seminggu 2x.
Malam itu hujan membasahi kesunyian di rumah Hasyim dan Rini.Â
Rini melihat gelagat aneh suami nya beberapa akhir iniÂ
"Kamu kenapa to mas?" Tanya Rini.
"Saya? Ndak apa-apa" Jawab Hasyim.
"Mboh ya sudah pensiun jadi tukang jagal koe' cari kerjaan baru Mas.." Desak Rini. "Pesangon mu cuma sedikit dari pabrik, mau bagaimana kedepan nya?" Lanjut Rini membuyarkan sunyi nya malam saat itu.
Hasyim tidak menjawabnya, tatapan kosong Hasyim sudah mengatakan bahwa Ia tak nyaman mendengar istri nya mengatakan hal itu.
"Eh Koe dengar ndak Mas??" Tanya Rini lagi.
Hasyim pun pergi meninggalkan Rini, Ia memutuskan untuk tidak berkata sepatah kata pun.
Setelah pertengkaran terjadi, Rini beranjak tidur. Hasyim masih merenung dan mulai merasakan hal-hal aneh yang terjadi pada otak nya.