Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kondisi Sulit, Jangan Sampai Buat Kita Lupa Caranya Tertawa

1 Januari 2021   00:39 Diperbarui: 1 Januari 2021   00:41 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketimbang malu dan tidak enak hati aku berusaha sebisaku menelan makanannya. Yang penting sedikit-sedikit bisa mengganjal perutku. Dan ketika si perawat sedang sibuk berbicara dengan pasien lain di kamarku, aku segera menyelinap untuk membuang sisa makananku ke tempat sampah. Aman untungnya si perawat tidak begitu memperhatikanku. Hahaha. Lelucon pertama yang tidak lucu tapi cukup menghiburku.

"Suster tolong sediakan minum saya ya. Dari siang saya belum minum, habis makan pula. Seret nih tenggorokan" kataku menghiba.

"Aduh pak. Sudah tidak ada jatah air mineral lagi kalau sudah malam. Tapi nanti coba saya carikan minum ya." Si perawat berkata seraya melangkah keluar ruangan.

Pasien yang satu ruangan denganku rupanya menyimak percakapan kami. Ia menawarkan satu botol air mineral kepadaku. Segera saja kusambut niat baiknya. Dan langsung kuteguk untuk menghilangkan rasa hausku.

Satu hal yang kulupa, aku tidak memberitahu si perawat bahwa telah mendapat air minum. Dan beberapa saat kemudian si perawat masuk ke kamarku tergopoh-gopoh dengan segelas air minum di tangannya. Aku tak sempat menyembunyikan botol air mineral yang kupegang.

"Ini Pak minumnya. Lho Bapak sudah dapat minum itu. Kenapa nggak bilang sih. Saya sampai tadi mutar-mutar cari minum buat Bapak" si perawat tampak sedikit merajuk.

"Eh iya. Tadi Bapak ini memberikan botol minumnya untuk saya. Maaf ya. Tapi terima kasih lho. Suster baik dan cantik lagi. Ini langsung saya minum air dari suster" aku berkata sedikit merayu sambil meneguk habis air di gelas yang perawat tadi berikan.

Si perawat berlalu dan keluar dari kamarku. Meninggalkan aku yang hanya bisa cengar-cengir sendirian. Mengingat kejadian yang baru saja betlangsung.

Keesokan harinya. Ada lagi kejadian seru lainnya. Sewaktu aku masuk kamar mandi ternyata embernya kosong. Karena disana memang tidak ada bak mandi untuk menampung air. Kucoba beberapa kali untuk memutar keran air tapi tidak bisa mengalir.

Aku segera menghubungi perawat melalui nomer whatsapp yang sebelumnya telah diberikan karena bel panggil memang sedang bermasalah. Ternyata yang datang adalah perawat yang semalam.

"Suster, ini kerannya rusak sudah saya coba dari tadi tapi tidak bisa"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun