Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dalam Kerumunan Kata

15 Oktober 2020   13:30 Diperbarui: 15 Oktober 2020   13:34 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terjebak aku dalam kerumunan kata, yang merebak tebarkan ragam aroma

Lamat ku cium wangi bunga melati, ahh.. tidak, ini aroma bangkai rafflesia arnoldi

Kerumunan lalatkah yang terbang di seputarmu

Ataukah sekumpulan lebah mungil yang bawakan sedapnya madu

Tak dapat lagi kutangkap oleh beningnya mata
Apakah kerumunan kata
T'lah semaikan ganasnya pandemi
Ataukah tebarkan benih tuk bekal putera-puterimu nanti

Lihatlah indahnya warna-warni kupu-kupu
Tak ingatkah kau dialah ulat buruk rupa yang kau campakkan dahulu
Atau tengoklah buah bintaro nan seelok ranumnya mangga
Nikmatkah ia jika kau cicip seujung lidahmu?

Dalam kerumunan kata, hanya satu yang dapat kau jadikan mata

Hanya satu yang layak kau jadikan telinga

Dalam nyata atau yang kau ujar dusta

Hanya satu

Tajamkan nurani hatimu

Tangerang, Oktober 2020
Mahendra Paripurna

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun