Yang membedakan hanyalah sisi atau dimensi yang digunakan dalam rangka mencerna realita. Seperti misalnya saya menganggap orang gemuk itu makmur, sedangkan Anda mungkin menyebutnya kelebihan makan.
Demikian juga di dalam pembacaan terhadap sebuah buku atau tulisan. Sisi dan dimensi yang dituangkan penulis buku menjadi ciri khas miliknya. Sedangkan pembaca sendiri sebenarnya memiliki kebebasan untuk tidak mengikutinya dan menunjukkan siapa dirinya.
Hanya dengan membaca realitas yang bebas dari interpretasi subjektif orang lain-lah yang akan mengantarkan nalar menjadi unik. Ia tidak terdikte oleh cara pikir orang lain, ia tidak pula mendikte cara pikir mereka.(*)