Levi Sucre Romero, pemimpin adat Bribri dari Kosta Rika, bicara dengan wajah keras:
"Kita tidak minta keistimewaan. Kita hanya minta diakui sebagai pemilik rumah yang sekarang kalian klaim sebagai aset karbon."
Lalu Apa Isi Kongres Itu?
Selama lima hari, mereka tidak sekadar pidato. Ada sesi khusus pemuda, perempuan, dan kelompok kerja tematik tentang pendanaan, hak wilayah, dan ancaman deforestasi.
Rencana aksi bersama sedang difinalisasi. Deklarasi Kongres akan dibawa ke COP30. Tapi, seperti kata Joseph Itongwa dari Afrika Tengah: "Ini bukan soal deklarasi. Ini soal siapa yang masih akan ada di hutan ketika konferensi sudah bubar."
Penutup: Sebuah Paradoks
Kita hidup di zaman ketika satelit bisa memotret luas hutan setiap menit, tapi tak bisa melihat air mata perempuan adat yang kehilangan pohon nenek moyangnya.
Masyarakat adat menjaga bumi bukan karena proyek. Tapi karena mereka tidak punya bumi lain. Ketika kita bicara target emisi 2030 atau 2050, mereka bicara anak dan cucu yang tak bisa lagi menumbuhkan sagu atau menemukan sungai keramat.
Di Brazzaville pekan ini, bumi kembali bicara. Kali ini dalam bahasa perempuan adat.
Kita hanya perlu mendengar.
Data:
1. Tingkat Deforestasi Global Berdasarkan Pengelola Wilayah (2023):
  Wilayah Adat: 0,3%
  Konservasi Pemerintah: 0,9%
  Konsesi Industri: 2,1%
2. Distribusi Dana Iklim Global (2022):
  Pemerintah Nasional: 42%
  LSM & Organisasi Internasional: 37%
  Komunitas Adat Langsung: 1%