Tapi jangan buru-buru menghakimi. Indomaret juga bukan pengecer yang gagal. Ia unggul dalam hal penetrasi. Dalam banyak kampung, hanya ada satu ritel modern, dan itu Indomaret. Ia masuk lebih dalam, lebih merakyat. Ia seperti pos ronda baru: tempat mampir orang desa untuk kirim uang, top up, bahkan sekadar ngadem di AC.
Mereka bukan hanya toko, tapi fenomena sosial.
Ritel modern kini menjadi palang pintu pertarungan masa depan: antara kecepatan dan kedekatan, antara jumlah dan kualitas, antara kuantitas dan profitabilitas.
Indomaret adalah tentara. Banyak, disiplin, tersebar di mana-mana.
Alfamart adalah pasukan khusus. Sedikit, tepat sasaran, mematikan.
Saya tidak tahu siapa yang akan menang lima tahun lagi. Tapi saya tahu siapa yang lebih bahagia sekarang: pemegang saham Alfamart.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI