Penurunan daya beli domestik, penurunan aktivitas ekonomi, dan meningkatnya ketidakpastian telah menjadi ciri khas era pasca-pandemi.
Setulus apapun tim Anda dalam mengikuti irama perusahaan tetap saja paket remunerasi menjadi tujuan mereka mengabdi
Kini ijinkan kami mencoba mengajak Anda berbenah kembali. Jadilah bijak dalam menghadapi tantangan yang seperti ini
Singkatnya, jangan biarkan booth Anda tampil seadanya, seakan akan Anda sedang memantaskan berada di pasar tradisional.
Bagi Anda para pelaku bisnis ritel yang memiliki budget marketing besar, berani berspekulasi, serta memiliki dana talangan yang kuat, silahkan lakukan
Anda pasti sudah memiliki saluran komunikasi yang sesuai dengan pelanggan Anda. Sebarkanlah dan pastikan semua tersampaikan dengan baik.
Begitupun juga dengan omset. Kekuatan sales person tidak melulu menjadi yang utama dan menjadi satu hal yang paling penting.
Pastikan pula tim operations berada dikondisi yang prima. Salah satu penilaian yang patut ada adalah seberapa sumringah senyum yang mereka berikan.
Faktanya, memang tidak sedikit pelaku bisnis ritel hanyut dalam arus ini. Beberapa diantaranya merasa mampu untuk mengimbanginya.
Dalam arti lain, walau Anda merugi dikarenakan melakukan clearance sale tapi setelahnya akan muncul banyak kebaikan yang berdampak jangka Panjang
Dan ritel adalah detil. Semua barang dagangan tersebut adalah investasi terbesar Anda
Rasio turnover yang rendah menyiratkan penjualan yang lemah dan kemungkinan persediaan berlebih atau overstock
Sektor ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,08% (yoy) dengan kontribusi sebesar 12,96% terhadap PDB
Ada yang bilang kunci kesuksesan adalah konsistensi, demikian juga dalam bandarmology.
Pasar ritel atau bisnis ritel merupakan usaha yang didalamnya terdapat penjualan barang dan jasa kepada konsumen dengan cara di ecer atau satuan.
Artikel ini akan membahas lima brand retailer dengan cabang terbanyak di dunia.
Cara cepat kaya ala pemilik IKEA
Surat Utang Negara Sukuk Ritel (SR) telah menjadi pilihan investasi yang populer di kalangan masyarakat.
Obligasi Ritel Indonesia telah menjadi magnet bagi para investor yang cenderung memilih risiko rendah dalam berinvestasi.
Penurunan penjualan tersebut disebabkan oleh indikasi dari penurunan permintaan domestik.