Mohon tunggu...
Mahar Prastowo
Mahar Prastowo Mohon Tunggu... Ghostwriter | PR | Paralegal

Praktisi Media dan co-PR -- Pewarta di berbagai medan sejak junior sekira 31 tahun lalu. Terlatih menulis secepat orang bicara. Sekarang AI ambil alih. Tak apa, bukankah teknologi memang untuk mempermudah? Quotes: "Mengubah Problem Menjadi Profit" https://muckrack.com/mahar-prastowo/articles

Selanjutnya

Tutup

Financial

Bank DKI: Kejatuhan di Hari Raya

10 April 2025   17:52 Diperbarui: 10 April 2025   17:52 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshot menu transfer pada aplikasi m-banking Bank DKI



Oleh: Mahar Prastowo

Seharusnya hari itu menjadi hari kemenangan. Hari di mana jutaan orang pulang kampung dengan hati tenang, rekening penuh THR, dan rencana masa depan. Tapi tidak bagi sebagian nasabah Bank DKI.

Ada yang panik di depan ATM, ada yang kebingungan membuka mobile banking, dan ada pula yang---karena tak bisa transfer uang ke anaknya di kampung---menitikkan air mata di tengah hiruk-pikuk stasiun Senen.

"Uangnya sudah kepotong, tapi belum masuk ke rekening anak saya," keluh seorang nasabah. Itu terjadi pada 29 Maret 2025---malam yang seharusnya dipenuhi damai menjelang Idulfitri.

GANGGUAN ITU BERNAMA 'PEMELIHARAAN SISTEM'

Seperti lazimnya di bank lain, pemeliharaan sistem memang perlu. Tapi waktu adalah segalanya. Dan pemeliharaan sistem saat puncak transaksi musim mudik, adalah semacam "bungee jumping" tanpa pengaman.

Bank DKI tidak salah niat. Mereka ingin memperkuat sistem keamanan dan meningkatkan kualitas layanan digital. Tapi proses itu menyebabkan layanan antarbank---transfer, QRIS, hingga pembayaran tagihan---lumpuh. Terlebih yang berhubungan dengan bank-bank lain: Mandiri, BCA, dan terutama BNI.

Di balik layar, ada satu fakta penting yang nyaris tak diungkap kepada publik: Bank DKI menggunakan rekening giro operasional di Bank BNI sebagai jalur perantara transaksi antarbank.

Itulah simpul permasalahannya. Saat sistem Bank DKI di-upgrade, terjadi gangguan dalam sinkronisasi dengan rekening penampung di BNI. Dana nasabah tidak hilang, tapi tertahan di ruang abu-abu---antara Bank DKI dan BNI.

PANIK MASSAL DAN AJAKAN 'KOSONGKAN REKENING'

Ketika layanan terganggu, penjelasan tak segera datang. Maka narasi liar pun berkembang. Isu sabotase. Isu penggelapan. Bahkan ada video yang viral: seseorang menyarankan warga Jakarta untuk "mengosongkan rekening Bank DKI sebelum uang Anda hilang!"

Itulah titik kritisnya.

Ketua DPRD DKI Jakarta, Khoirudin, buru-buru turun tangan. Dalam acara halal bihalal di Gedung DPRD, ia mengimbau warga untuk tetap tenang dan tidak terpancing ajakan penarikan dana besar-besaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun