Mohon tunggu...
M Sanantara
M Sanantara Mohon Tunggu... Art Modeling

Metus Hypocrisis et Proditio. Scribere ad velum Falsitatis scindendum.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Agenda Kemarau Bunga Hati

9 Agustus 2025   09:55 Diperbarui: 9 Agustus 2025   09:55 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku laksana matahari yang mengelupas kulit cahaya, membakar parasit di kelopak bunga matahari---setia mengular dalam letih, sementara gusar hatimu menggerus tapal kuda putih hingga percik peraknya pudar. Satu--dua bulan kau asing akan aku, tak menoleh sekali pun, menjadi kepala harapan---membius dirimu yang manusia, yang kian cinta padaku hanya sekejap: masih aku menyisi agenda musim kemarau yang memutihkan urat-urat bunga hati. Telah kupelajari hati ini, penuh hati-hati di sepanjang jalan sayang menuju hati yang bersinar bintang kuning pucat; kusisih hati yang tak hati-hati demi hatiku sempurna di hadap matamu, piring matahari sore yang bertegar di udara api. Aku harus jujur: butuh waktu bertahun. Buah hati masak, retak aromanya, menunggu lembar almanak gugur pada saat yang tepat. 

Kepada sayang: sampai utuh kukupas kulit hati---dan sejak itu, haus gigi seri boleh melahapnya, meneteskan sari hangat bercampur getir, yang pernah kita sebut cinta.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun