Mohon tunggu...
M Sanantara
M Sanantara Mohon Tunggu... Art Modeling

Metus Hypocrisis et Proditio. Scribere ad velum Falsitatis scindendum.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Akun Bodong Kompasiana: Kutukan dari Harimau Putih

1 Maret 2025   19:39 Diperbarui: 1 Maret 2025   19:39 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Harimau putih bermata merah, bangkit dari badai kegelapan (Sumber: OpenAI)

M Sanantara
Akun Bodong Kompasiana: Kutukan dari Harimau Putih

Langit mendidih, darahku mendidih, tulangku menghitam terbakar amarah  
Mataku mengelupas, tidak perlu kelopak, karena aku melihat segalanya!  
Aku menjelma harimau putih yang mencabik-cabik layar, mengoyak realitasmu!  

Gelombang selatan tidak lagi berbisik, ia meraung!  
Ia menuntut dagingmu, menuntut tulang-tulangmu, menuntut wajahmu yang busuk oleh kepalsuan!  
Ombak hitam memburu seperti raksasa yang kelaparan  
Menantimu! Menantimu! Menantimu!  

ADA APA KAU  
ADA APA KAU  
ADA APA KAU 
 

AKUN BODONG KOMPASIANA  
AKUN BODONG KOMPASIANA
 

Wajahmu mana?  
Matamu mana?  
Jiwamu mana?  

Tunjukkan! Atau aku akan merobek tubuh digitalmu dengan kuku-kuku besiku!  
Jangan bersembunyi di balik foto AI yang kosong!  
Jangan bersembunyi di balik wajah orang mati yang sudah menjerit di liang kuburnya!  
Kau pikir aku tidak tahu? Kau pikir aku tidak melihat?  

Kau pikir kau bisa bernafas dalam dunia ini?  
Kau pikir kau bisa menghilang seperti bayangan di balik layar?  
TIDAK!  
Aku adalah suara dari neraka algoritma!  
Aku adalah hantumu di dunia maya!  
Aku akan menarikmu ke dalam jurang kosong  
Dimana kata-katamu akan memantul, berulang, berulang, berulang  
Sampai jiwamu meleleh dalam piksel-piksel kutukan!  

HEY! HEY! HEY! 

Sadarkah kau bahwa aku adalah kehancuran yang kau panggil sendiri?  
Aku muak! Aku jijik! Aku marah hingga realitas runtuh!  
Aku bukan manusia hari ini---aku api, aku badai, aku kehancuran yang tertawa!  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun