c. Isi Resensi
1. Pendahuluan
- Biografi Pengarang
Siapa sebenarnya Tere Liye sang novelis itu? Banyak yang mengira Tere Liye itu adalah seorang perempuan. Tere Liye bukanlah seorang perempuan, tetapi seorang laki-laki yang tenar dengan nama Darwis Tere Liye. Nama “Tere Liye” merupakan nama pena seorang penulis berbakat tanah air. Tere Liye lahir di dan tumbuh dewasa di pedalaman Sumatera pada 21 Mei 1979. Berikut riwayat pendidikannya. Sekolah dasar ditempuh di SD Negeri 2 Kikim Timur Sumatera Selatan, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 2 Kikim Timur Sumatera Selatan. Setelah lulus SMP kemudian melanjutkan ke SMU Negeri 9 Bandar Lampung. Lalu meneruskan ke Universitas Indonesia fakultas Ekonomi. Tere Liye menikah dengan Ny. Riski Amelia dan dikaruniai seorang putra bernama Abdullah Pasai.
Saat ini Tere Liye telah menghasilkan sekitar 16 buah novel. Karya-karyanya antara lain: Kisah Sang Penandai: Ayahku (Bukan) Pembohong, Eliana: Serial Anak-Anak Mamak, Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Pukat: Serial Anak-Anak Mamak, Burlian: Serial Anak-Anak Mamak, Hafalan Shalat Delisa, Moga Bunda Disayang Allah, Bidadari-Bidadari Surga, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, Senja Bersama Rosie, Mimpi-Mimpi Si Patah Hati, Cintaku Antara Jakarta & Kualalumpur, The Gogons Series 1, Berjuta Rasanya, Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah.
b. Perbandingan Buku
Novel “Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” merupakan salah satu novel karya Tere Liye. Novel ini memiliki memiliki persamaan dan perbedaan dengan novel “Amelia”. Persamaannya yaitu keduanya mengandung pesan semangat akan menggapai cita-cita walaupun keadaan keluarga yang sederhana dan tempat tinggal yang jauh dari perkotaan. Keduanya juga sama-sama memiliki pesan cara mendidik anak benar, berakhlak mulia yaitu dengan menceritakan kisah-kisah hebat agar anak meniru teladan yang benar. Dan yang terakhir kedua novel tersebut mengandung pesan akan saling menyayangi sesama saudara dan sikap gotong royong didalam keluarga. Perbedaan kedua novel tersebut adalah novel “Amelia” bernuansa islami sedangkan novel “Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” tidak bernuansa islami dan ada unsur percintaan.
c. Kekhasan Pengarang
Setiap penulis pasti memiliki ciri khasnya masing-masing, seperti halnya Tere Liye memiliki ciri khas yaitu karya-karya yang ditulis oleh Tere Liye mengisahkan tentang percintaan, kesedihan, cerita yang mengandung unsur islami, bahkan hingga kematian yang dialami oleh para tokohnya. Selain itu, Tere Liye sering menggunakan alur maju mundur dalam cerita novelnya. Dan jika kita perhatikan disemua karya novelnya kita tidak akan menemukan ‘tentang penulis’ yang biasa kita temukan diakhir halaman, jadi yang dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi dengan penggemarnya yaitu melalui email darwisdarwis@yahoo.com.
d. Keunikan Buku
Novel “Amelia” adalah serangakain dari Serial Anak-Anak Mamak. Ketiga buku yang lain berjudul “Eliana”, “Pukat”, Burlian”. Biasanya jika ada empat buku dengan serial yang sama biasa disebut dengan tetralogy. Namun tidak dengan novel “Amelia” dan ketiga novel lainnya. Kenapa? Karena Novel “Amelia” tidak berlanjut ke novel “Eliana” atau sebaliknya. Novel “Amelia” memiliki jalan cerita sendiri dan punya cerita sendiri walaupun tokohnya dalam novel kebanyakan sama. Keunikan lain adalah Amelia anak keempat dari tiga saudaranya tetapi novel “Amelia” yang pertama terbit. Juga Tere Liye mengisahkan tidak selamanya anak bungsu itu berperilaku cengeng, manja, dan tidak bisa diatur. Namun sebaliknya Tere Liye mengisahkan sosok Amelia sebagai anak yang kuat.
e. Tema Novel