Formula khususnya:
- Kesehatan: 30% (karena sakit adalah prioritas utama)
- Tempat tinggal: 20%
- Kebutuhan anak dan keluarga: 25%
- Transport dan makan pribadi: 15%
- Tabungan dan dana darurat: 10%
Dengan formula ini, kita punya kerangka berpikir bahwa kesehatan nomor satu, anak tidak boleh kurang, tapi tabungan tetap ada meski kecil.
3. Strategi Fokus ke Kesehatan
Sakit tidak bisa ditawar. Dalam ilmu ekonomi, ini masuk kategori biaya inelastis, artinya tidak bisa ditekan terlalu jauh tanpa mengorbankan kualitas hidup. Jadi Rp3,5 juta untuk kesehatan harus diamankan paling pertama, bahkan sebelum memikirkan kos atau makan.
Tips praktis:
- Gunakan BPJS untuk rawat jalan atau rawat inap standar.
- Simpan obat generik jika memungkinkan, jangan selalu bergantung pada obat bermerek.
- Buat catatan pengeluaran medis detail, sehingga tahu pola bulanan.
- Jangan malu mencari subsidi kesehatan (beberapa perusahaan/komunitas punya program ini).
Ingat, kesehatan ibu adalah investasi utama untuk masa depan anak. Tanpa tubuh yang sehat, semua strategi finansial tidak ada gunanya.
4. Kos di Jakarta Cari Aman, Bukan Gengsi.
Kos Rp2,5 juta mungkin sudah standar di Jakarta. Tapi ingat, kos adalah biaya konsumtif tanpa nilai tambah jangka panjang. Jangan terjebak kos “keren” demi kenyamanan berlebih.
- Cari kos yang dekat dengan tempat kerja agar bisa menghemat transportasi.
- Pertimbangkan kos sederhana dengan fasilitas cukup, bukan mewah.
- Bandingkan harga kos dengan kontrakan kecil bersama teman (sharing bisa memangkas biaya).
Dalam ilmu manajemen keuangan, ini disebut opportunity cost. Simpelnya, setiap tambahan Rp500 ribu untuk kos mewah berarti Rp500 ribu yang hilang dari tabungan anak.
5. Kiriman untuk Anak Wajib, tapi Harus Efisien.
Rp3 juta untuk dua anak di kampung mungkin cukup karena sekolah negeri dan biaya hidup di daerah relatif murah. Tapi pastikan uang itu benar-benar efisien.
- Gunakan rekening khusus untuk anak, bukan dicampur dengan uang orang tua.
- Buat laporan sederhana dengan orang tua tentang pemakaian uang (bukan untuk mengontrol, tapi memastikan transparansi).
- Sisihkan sebagian kecil (misalnya Rp200 ribu) sebagai tabungan pendidikan agar anak punya cadangan saat masuk jenjang lebih tinggi.
Dalam teori ekonomi keluarga, ini masuk kategori human capital investment. Uang yang dikeluarkan sekarang akan kembali dalam bentuk masa depan anak yang lebih baik.
6. Transportasi dan Makan di Jakarta
Transportasi Rp1 juta per bulan sudah lumayan hemat di Jakarta. Tips supaya makin efisien:
- Gunakan transportasi umum (MRT, TransJakarta, KRL).
- Bisa juga ojek bulanan/harian untuk ongkos agar lebih murah.
- Jalan kaki untuk jarak dekat, selain hemat juga sehat.
Makan Rp1,2 juta per bulan artinya sekitar Rp40 ribu per hari. Ini masih realistis kalau kamu masak sederhana di kos atau beli di warteg.