Mohon tunggu...
Maesa Mae
Maesa Mae Mohon Tunggu... Guru - Sensei

Buku: Metode Hebat Abad 21; Aktivasi Otak ala Berhitung Cepat diluar Kepala, KA21BDS melejitkan otak belajar dalam waktu 19 hari mengaktifkan otak kiri dan otak kanan menjadikan manusia mampu berhitung cepat secepat kalkulator. Buku Puisi Akrostik: 45 Lu'luatul Hub (Mutiara Cinta) Dan lebih dari 20 buku Antologi sudah terbit.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Diam

24 November 2022   04:20 Diperbarui: 31 Januari 2023   21:37 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Diam...

Seribu bahasa ia terdiam

Entah apa gerangan yang membuatnya terdiam

Ia yang menempati posisi

Namun tetap tak nampak bahagia

Apa gerangan yang ia inginkan?

Diam...

Ia terus terdiam

Walau sudah ku sapa dengan lembut dan senyuman 

Namun ia tetap terdiam dan memalingkan wajah

Seakan tak mau melihat 

Seakan ia tak mengenal dan tak mau dikenal

Diam...

Dan terus terdiam

Seakan tak butuh kawan

Padahal kita pernah bekerja sama dalam tim

Kecemburuan menghempaskan logika

Keegoan mengikis nurani

Diam

Diam seribu bahasa

Seakan ia tak butuh kawan

Ia tak mampu membedakan 

Mana kawan yang menguntungkan 

Dengan kawan yang menjerumuskan

Diam...

Dan terus terdiam

Seakan tak butuh kawan

Ia akan menyadari

Bila semuanya telah terjadi

Ia akan menyesali dan meratapi

Diam...

Dan teruslah terdiam

Sampai kapan?

Diam hanya akan membutakan logika

Hingga kau butuhkan info penting

Akibat diam tak dapatkan apa-apa

Diam..

Dan teruslah terdiam

Waktu akan bicara

Kau tak dapatkan apa-apa

Dari kawan-kawan sekelilingmu

Engkau buta info

Dan tak tahu bagaimana mendapatkannya

Diam...

Dan terus terdiam

Seakan tak butuh kawan

Sekarangpun engkau tak tahu

Bagaimana cara membuka sesuatu dan mendapatkannya

Keangkuhan dan kesombongan menguasaimu hingga menghancurkan logika dan kehilangan banyak kawan

Diam...

Dan terus terdiam

Kami menyapa engkau tetap abaikan

Diam tak selamanya emas

Sikapmu hanya akan membunuhmu pelan-pelan

Membunuh persahabatan dan segala pintu keberuntungan

Jakarta, 24 November 2022

By. Maesa Mae 04.20 am

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun