Mohon tunggu...
mad yusup
mad yusup Mohon Tunggu... Full Time Blogger - menggemari nulis, membaca, serta menggambar

tinggal di kota hujan sejak lahir hingga kini menginjak usia kepala lima

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Serbia, Samaria, dan Ego Kita

30 Januari 2024   13:16 Diperbarui: 30 Januari 2024   13:19 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelumnya, Yesus membenarkan apa yang diucapkan sang ahli Taurat itu tentang setiap orang hendaknya mengasihi Allah dan juga mengasihi sesamanya. Lalu siapakah sesamanya itu? Lanjut si pemuka agama.

Yesus pun mengajak sang ahli Taurat untuk merenungkan kisah anak manusia yang tertimpa musibah namun tidak ditolong oleh sesama kaumnya. Sesama golongannya sendiri. Manusia malang itu adalah seorang Yahudi yang terluka akibat dirampok ketika tengah melakukan perjalanan. Tubuhnya dibuang begitu saja di tepi jalan berdebu dan panas usai dirisak dan dianiaya sedemikian rupa.

Tubuh Yahudi malang itu tetap tergolek lemah tak berdaya sekalipun seorang Imam Yahudi melintas di jalan itu. Pun juga ketika seorang Levi, suku yang dikhususkan untuk melayani tempat bait suci.

Apakah kedua pemuka agama itu takut mengambil resiko menolong orang yang belum mereka kenal? Orang Yahudi-kah atau Samaria-kah dia? Atau, mungkinkah keduanya sangat sibuk dan tergesa-gesa untuk suatu urusan yang lebih penting? Hingga tak menganggap perlu untuk menolong orang yang terluka di tepi jalan. 

Sampai akhirnya lewatlah orang Samaria dengan keledainya. Demi melihat ada seseorang yang membutuhkan pertolongan, dengan segera dia membantunya. Bahkan mencarikan penginapan sekaligus memberikan bekal yang diperlukan untuk perawatan orang Yahudi yang bernasib malang itu.

                    ***

Lalu apa kaitannya dengan orang Serbia yang diceritakan di awal tulisan?

Adalah sekitar bulan Mei 2020, selepas salat magrib ada telepon masuk. Di layar telepon tertulis kata Australia. Ternyata dari teman yang belasan tahun tak pernah bertemu muka. Bertanya kabar dan kondisi keluarga.

Rupanya, pemberlakuan lockdown, karantina, atau PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di sini akibat wabah pandemi Covid-19 membuat dia teringat dengan saya. Apakah masih bisa bekerja atau tidak? Mendapat bantuan dari pemerintah atau tidak? Begitu tahu saya sudah resign kerja, malam itu juga dia kirim bantuan keuangan.

Alhamdulillah, Allah memberi rezeki yang tak terduga datang lewat tangan orang Australia berdarah Serbia itu.

                    ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun