Mohon tunggu...
MN Aba Nuen
MN Aba Nuen Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Pengajar pelosok yang jatuh cinta pada quotation "menulisalah, agar engkau dicatat peradaban," Surel:noyatokan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru dan GLS

13 Desember 2018   07:27 Diperbarui: 13 Desember 2018   07:38 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Butuh kreatifitas, inovasi dan sinergi  para pendidik untuk misalnya, mendesain program-program sekolah berbasis literasi. Hemat penulis, ada beberapa program strategis yang bisa menopang GLS menjadi semacam school culture yang khas dan berkarakter. 

Pertama, guru dan manajemen sekolah wajib mengkondisikan ketersediaan sumber bacaan beserta tempat membaca yang layak. 

Pojok baca di ruang kelas, lopo baca di halaman sekolah maupun ruang perpustakaan yang representatif disertai beragam koleksi bacaan adalah contohnya. Jika fasilitas seperti ini tersedia, guru-guru cukup merumuskan sistem sebagai alat kontrol untuk memastikan peserta didik memanfaatkannya dengan baik.   

Kedua, aktivitas literasi yang baik akan mempertajam kompetensi diri peserta didik, menulis misalnya.   Ini salah satu indikator, dan untuk mengukurnya guru bisa memfasilitasi media komunikasi di sekolah sebagai ruang kreasi menyajikan tulisan siswa dan warga sekolah secara umum.  

Ketersediaan  media konvensional seperti majalah dinding atau buletin sekolah bisa menjadi solusi. Selain itu, literasi digital dengan media seperti blog sekolah juga  menarik ditengah penetrasi internet dan smart phone yang massif termasuk dikalangan pelajar. 

Kebutuhan media seperti ini penting, untuk menjaga siklus literasi di sekolah.  Siswa tidak hanya berkutat dengan informasi, konsep dan teori yang dibaca, tetapi mampu mengolahnya kembali menjadi produk atau karya dalam bentuk tulisan.


 Siswa yang tulisannya terbit di mading, buletin atau blog sekolah, secara psikologis itu akan melipatgandakan semangat dan motivasinya untuk membaca lalu menulis lagi. Dengan demikian, literasi diharapkan dapat memberi efek jangka panjang pada kemampuan dan kapasitas siswa. 

Khusus menulis, skill ini akan terus dan selalu bermanfaat ketika, misalnya anak berada dibangku kuliah. Keterampilan ini akan sangat membantu mereka dalam menulis makalah, artikel, laporan, skripsi, tesis, karya fiksi dan lainnya. 

Bahkan, kemampuan menulis yang baik akan menjadi modal berharga mereka ketika memasuki dunia kerja.   Banyak bidang kerja menjadikan kemampuan membuat laporan dan kajian yang bagus sebagai syarat khusus bagi para pekerjanya. 

Melatih menulis sejak dini juga membuka peluang siswa-siswi menjadi penulis profesional di masa depan.   

Ketiga, literasi yang baik juga bisa mendukung kemampuan  siswa dalam beretorika . Membaca adalah proses kreatif yang melibatkan sejumlah panca indera penting manusia. Gambaran sederhananya dimulai dari mata yang mengenali huruf, kata, kalimat secara morfologis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun