Mohon tunggu...
M Abd Rahim
M Abd Rahim Mohon Tunggu... Guru - Guru/Dai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

GPAI SMK PGRI 1 SURABAYA, Ingin terus belajar dan memberi manfaat orang banyak (Khoirunnas Anfa'uhum Linnas)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Memahami Bagaimana Menulis Cerita Fiksi

1 Februari 2023   12:33 Diperbarui: 1 Februari 2023   22:02 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok/Flyer Group WA KBMN-28 

Oleh: M. Abd. Rahim

Apa yang kalian pikirkan ketika membaca cerpen, novel atau karya fiksi orang lain? Apalagi sebuah novel yang ditulis oleh sesama teman. Atau beberapa buku fiksi yang dipajang di toko buku, atau di perpustakaan sekolah.

Tidak lain ingin membuat karya fiksi sendiri bukan! Dan akan bangga ketika mempunyai buku fiksi sendiri yang telah dipajang di toko buku atau di perpustakaan sekolah pada saat itu dibaca, dinikmati oleh masyarakat maupun siswa-siswi kita.

Ada pernyataan bahwa cerita fiksi itu adalah bagian dari mapel yang aku ajarkan. Harusnya aku bisa menulis.  Tetapi ternyata belum bisa menulis cerita fiksi sampai sekarang.  Aku orangnya suka menulis yang mengarah pada karya ilmiah. Bagiku menulis fiksi sangat sulit. Tidak tahu harus memulai dari mana, benar-benar berat.

Pengertian Cerita Fiksi 

Baik dari pernyataan di atas mari kita belajar memahami bagaimana menulis cerita fiksi. Sebelum lebih lanjut mari kita membahas tentang cerita fiksi. Menurut KBBI cerita fiksi adalah cerita rekaan (roman, novel, dan sebagainya); 2 rekaan; khayalan; tidak berdasarkan kenyataan, atau pernyataan yang hanya berdasarkan khayalan atau pikiran.

Baca juga: September Ceria

Maka dalam menulis cerita fiksi ini kita berimajinasi yang tak terbatas, menghayal apa yang kita harapkan di dalam hati dan fikiran. Karena fiksi berasal dari imajinasi, maka kita sebagai penulis bebas menambahkan bumbu penyedap pada kisah-kisah nyata, atau sebaliknya dari kisah-kisah nyata kita bumbui dengan hal-hal yang berbau imajinasi.

Macam Bentuk Cerita Fiksi

Sebelum lebih lanjut, kita pahami macam bentuk cerita fiksi. Dalam hal ini ada beberapa bentuk cerita fiksi diantaranya: 

a. Fiksimini:  yaitu fiksi singkat yang hanya terdiri dari beberapa kata saja. Atau beberapa kata yang menggambarkan satu cerita yang utuh. Berikut adalah contoh fiksimini yang terkenal For sale: baby shoes, never worn. Ernest Hemingway. Jika diperhatikan, secuil kalimat itu memiliki maknanya luas dan dalam.

b. Flash fiction yaitu cerita kilat dengan kekhususan jumlah kata. Biasanya mengandung plot twist (pelintiran alur atau pemutar balikkan alur dalam sebuah cerita) dan biasanya menghadirkan alur cerita yang tidak diduga-duga atau bahkan memberikan efek kejutan jumlah kata khusus biasanya 50-100 kata. 

c. Pentigraf, Cerita Pendek tiga paragraf. Lebih lanjut sesuai yang ditulis oleh wikipedia.org Pentigraf adalah akronim dari cerpen tiga paragraf. Dinamakan pentigraf sebab syarat utamanya adalah ditulis terdiri dari tiga paragraf, tidak kurang dan tidak lebih. Namun demikian, pentigraf haruslah memiliki tokoh, alur cerita, dan konflik yang kuat. Untuk itulah, mengapa dalam menuliskan pentigraf harus memperhatikan pemilihan diksi untuk menciptakan kalimat yang efektif

d. Cerpen, memiliki jumlah <7.500 kata. Berikut contohnya 

e. Novelet, kata novelette dari kata novel ditambah dengan suffiks - ette yang berarti "kecil". Dengan kata lain "novelette berarti "novel kecil". Unsur-unsur novelet sama saja dengan unsur-unsur novel. Dan biasanya memiliki jumlah kata mulai 7.500 sampai 17.500 kata 

f. Novela, memiliki jumlah kata mulai 17.500 sampai 40.000 kata

g. Novel, jumlah kata lebih dari 40.000 kata, yang dirangkai beberapa judul. Berikut saya contohkan yang saya tulis di Kompasiana. Klik untuk membaca. Bacalah dari episode pertama sampai akhir.

Memahami unsur-unsur cerita fiksi

1. Tema : pokok permasalahan yang mendasari sebuah cerita, bisa tema sosial, agama, dan bisa tema lainnya. Judul adalah identitas atau nama cerita yang akan kita tulis. 

Bisa menuliskan 5 tema apa saja yang bisa dijadikan cerita nantinya. Pilihlah tema yang disukai dan kuasai. 

2. Alur cerita: adalah rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin sedemikian rupa sehingga menggerakkan jalannya cerita. Dalam membangun alur atau plot cerita fiksi ini yang pertama menentukan dulu jenis alur/plot yang ingin digunakan; yang kedua mahami unsur-unsur alur/plot yang meliputi Pengenalan cerita, Awal konflik, Menuju konflik, Konflik memuncak/klimaks, Penyelesaian/ending.

Atau lebih jelasnya lihat slide di bawah ini

Dok/Materi dari Bpk Sudomo, St di Group WA KBMN-28 
Dok/Materi dari Bpk Sudomo, St di Group WA KBMN-28 
3. Tokoh, adalah pelaku utama dalam cerita. Sedangkan penokohan adalah karakter atau sifat tokoh cerita. Berdasarkan perannya ada tiga; Tokoh utama, Tokoh sampingan, dan Tokoh figuran. Berdasarkan sifatnya tokoh juga dibagi menjadi tiga; antagonis, protagonis dan tintagonis.

4. Latar, setting atau latar adalah tempat, waktu, penggambaran suasana dalam cerita. Waktu, seperti pagi, siang, sore dan malam hari. Tempat, seperti di kantor, di sekolah, dari selokan. Suasana, seperti contoh; "Keluarga korban menangis tersedu sedan karena ditimpa bencana."

5. Amanat, adalah pesan moral yang disampaikan dalam cerita. Bisa ditulis secara langsung atau tidak langsung.

Selanjutnya premis, suatu unsur pembangun cerita fiksi yang perlu ditambahkan. Premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat. Contoh premis: Seorang anak yang berjuang melawan penyihir jahat demi kedamaian dunia.

Itu adalah premis dari novel Harry Potter. Kekuatan premis adalah mampu menggambarkan novel yang tebal hanya dalam satu kalimat saja. Premis mengandung unsur, yaitu tokoh, tantangan, tujuan tokoh, dan resolusi.

Memahami Dialog dalam Cerita Fiksi

Di dalam membuat cerita fiksi akan selalu ada dialog bagaimana kiat sukses membuat dialog yang menarik, terkadang suka disisipi dengan tanda baca, agar pembaca bersemangat melanjutkan bacaannya? 

Kuncinya adalah buatlah dialog yang 'hidup'. Ciri-ciri dialog yang hidup itu tidak kaku, sesuai setting tempat cerita, dan ada aktivitas tokoh menyertai dialog.

Dialog atau kalimat langsung, petikan langsung ditulis berdiri sendiri, tidak boleh digabung dengan paragraf. Contoh:

1. "Aku mau berangkat sekolah Bu," kata Radit. 

2. Radit berkata, "Aku mau berangkat sekolah Bu!"

3. "Mereka berhasil meraih medali emas," katanya.

4. Adiknya bertanya, "Kapan kita pulang?"

5. "Besok pagi," katanya, "mereka akan berangkat."

Konsisten Menulis

Untuk menjadi penulis maka harus menulis cerita fiksi, untuk memahami dan mempraktekkannya setiap hari. Tapi, sebelum menulis yang perlu diperhatikan adalah, yang pertama yaitu menumbuhkan niat. Kedua, menentukan ide dan genre yang disukai dan kuasai. Ketiga, membaca karya fiksi orang lain, membuat kerangka, dan mulailah menulis kemudian menyelesaikannya.

Dalam menulis cerita fiksi, tidak ada latihan khusus agar daya imajinasi penulis benar-benar bisa bekerja optimal dalam menyusun sebuah karya fiksi. Tapi melakukan latihan khususnya adalah dengan terus konsisten menulis. Konsistensi ini akan membuat seorang penulis terbiasa nyaman menulis dalam kondisi apa pun.

Membuat Outline

Selanjutnya kita memahami membuat outline, ketika menulis cerpen seringkali melenceng dari keinginan awal. Ketika, ngin menulis cerpen untuk remaja atau dewasa, eh, melenceng ke cerpen anak. Banyak yang mengalami hal sama. 

Itulah pentingnya membuat outline/kerangka karangan dengan tujuan agar tulisan tetap berada di jalurnya. Istilahnya sebagai pengingat bagi kita ketika akan melanggar jalur. Berikut cara membuat outline, diantaranya.

  • Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi
  • Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita
  • Membuat premis sesuai tema
  • Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya
  • Menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik
  • Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail
  • Memilih sudut pandang penceritaan yang unik

Kisah nyata bisa dijadikan bahan untuk menulis cerita fiksi.

Sebuah kisah nyata boleh difiksikan prosesnya sama seperti menulis fiksi pada umumnya. Kisah nyata hanya dijadikan sebagai ide dasar saja. Pengembangan dilakukan dengan menambah bumbu misalnya konflik, tantangan tokoh, dll. Caranya: 

1. Menulis fiksi berangkat dari kisah nyata yang apik. Kuncinya tambahkan bumbu berupa konflik, hambatan/tantangan yang dihadapi tokoh, ending yang menyentuh, dll;

2. Membuat masing-masing tokoh punya karakter yang kuat, yaitu dengan cara memberikan penjelasan selangkah demi selangkah terkait detail karakter, sifat, watak dengan metode show don't tell. Kemudian gambarkan tokoh melalui gaya bahasa, lingkungan tokoh, perilaku

3. Penerapkan POV 1 tanpa ego kita muncul pada tulisan kita. Kuncinya yaitu menjaga netralitas penulis POV 1 adalah jangan baper. Tempatkan diri sebagai penulis, bukan tokoh.

***

Sumber: 1. Materi dari Bpk Sudomo, St pada Group WA KBMN-27 dan 28, 2, 3.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun