Mohon tunggu...
Mukti Hartono
Mukti Hartono Mohon Tunggu... Profesional -

Blogger, Part-time Ninja.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

[Resensi] The Punisher MAX: Born (Paperback)

16 Januari 2014   18:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:46 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Art The Punisher MAX: Born. Sumber: Wikipedia.com

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Cover Art The Punisher MAX: Born. Sumber: Wikipedia.com"][/caption]

Paperback: 112 pages

Penerbit: Max Imprint (Marvel)

Bahasa: Inggris

ISBN-10: 0785110259

ISBN-13: 978-078511055

Publication Date: 2003 (1st published), 2007 (Paperback)

"If you think payback is bad, you haven't met Frank Castle." (Stevie Goodwin, TPM: Born)

Jangan salah menilai kalau komik hanya sekedar "bacaan anak". Saat ini, komik telah dianggap menjadi salah satu literatur serius dengan media teks dan gambar yang tidak kalah berbobotnya dengan novel. Beberapa perusahaan penerbit komik Amerika seperti MAX (Marvel Comics), Dark Horse (Star Wars, Hellboy), dan Image (Spawn, The Crow) bahkan menerbitkan komik – komik khusus untuk pembaca dewasa karena tema – tema "berat" yang diusung seperti kekerasan, perang, horor dan seksualitas. Tidak jarang juga, cerita – cerita dari komik diangkat ke layar lebar dan sukses secara kritik maupun Box Office.

The Punisher MAX: Born adalah komik trade paperback (kumpulan seri) terbitan MAX yang ditulis oleh penulis komik terkenal peraih penghargaan, Garth Ennis. Dalam Born, Ennis berkolaborasi dengan penciller Darick Robertson. Born versi Trade Paperback 2007 ini merupakan kumpulan cetak ulang dari serial The Punisher MAX: Born #1-4 yang pertama kali terbit tahun 2003.

Dari backcover buku, "The year is 1971. With mounting casualties and a rising anti-war sentiment, America's time in Vietnam is coming to a close. Yet in the isolated Valley Forge Firebase on the Cambodian border, Captain Frank Castle is one of the few soldiers still committed to the fight against the enemy. With dwindling reserves, Castle must stand against an impending Viet Cong attack that threatens to wipe out the entire American platoon. To survive the battle, what grim decision must he make that will forever alter the course of his life?

"In this acclaimed tale, superstar Garth Ennis reveals the never-before-told story of the horrors Castle was forced to face to come home fromVietnam alive, ending in a shocking twist that will forever change how readers see Marvel Comics' most famous urban vigilante. Collecting BORN #1-4."

Komik bercerita lewat mata Stevie Goodwin, salah satu anggota platoon pimpinan Kapten Frank Castle. Akhir masa penugasannya yang semakin dekat, membuat Goodwin semakin berharap bisa pulang dengan selamat ke kampung halamannya di Amerika, dan melupakan semua yang pernah dialaminya di Vietnam. Satu- satunya cara untuk mewujudkan harapannya ini, Goodwin tahu, adalah dengan berada tidak jauh dari Sang Kapten saat di medan perang.

Goodwin menilai sosok Castle sebagai seorang pemimpin yang selalu fokus dan gila perang, meskipun para bawahannya sudah mulai mengalami degradasi moral akibat tekanan - tekanan yang mereka alami di Vietnam. Bahkan dalam satu kesempatan, Castle tidak segan – segan membunuh salah satu anggota pasukannya yang melakukan kejahatan perang, dengan berdalih kalau tindakannya itu merupakan hukuman setimpal bagi pelaku kejahatan. Adegan ini tentu saja langsung mengingatkan saya dengan sosok The Punisher yang saya kenal lewat komik maupun filmnya.

Selain lewat sudut pandang Goodwin, cerita juga menyorot dialog internal yang dialami Castle setiap kali selesai melakukan patroli rutin. Lewat dialog – dialog internal tersebut, Ennis sang penulis ingin menunjukkan bahwa Vietnam telah merubah karakter Castle dari seorang prajurit menjadi sosok psikopat sadis yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Perubahan ini bukan tidak disadari oleh Castle. Ia sempat berusaha melakukan "penebusan" dengan mengajak Goodwin berdialog tentang keluarganya, dengan harapan ia akan kembali menjadi dirinya sendiri, bukan sosok psikopat yang gila perang.

Pada malam terakhir penugasan, pasukan Vietcong yang tak terhitung jumlahnya mengepung dan menyerang benteng Valley Forge menggunakan hujan lebat sebagai kamuflase. Castle dan pasukannya pun harus berjuang mati – matian sambil menunggu datangnya bantuan udara, sebelum mereka dijemput helikopter yang membawa mereka pulang meninggalkan neraka yang diciptakan oleh negaranya sendiri.

Di penghujung cerita, Castle akhirnya dapat bertemu dengan istri dan kedua anaknya kembali, meskipun mengalami luka – luka fisik yang cukup parah. Tetapi keputusan yang diambilnya di Vietnam, akan membawanya ke dalam sebuah takdir kelam dimana ia tidak akan bisa berhenti berperang seumur hidupnya, sebagai The Punisher.

Kekuatan utama dari komik Born adalah bagaimana Ennis dengan pintar memasukkan unsur – unsur psikologis ke dalam cerita dan bukan hanya sekedar aksi tembak – tembakan saja. Penulis yang sebelumnya terkenal dengan komik – komik bertema supranatural seperti Hellblazer dan Preacher ini secara tersirat ingin menunjukkan bahwa patriotisme hanyalah kata – kata kosong belaka di tengah hutan belantara Vietnam yang menjadi ajang pembantaian pasukan Amerika.

Tapi bukan berarti Born tidak memiliki kekurangan dalam segi cerita. Beberapa adegan saya anggap kurang realistis. Contohnya adegan antara Frank dengan Jendral Padden (meskipun bisa jadi ini disengaja oleh Ennis yang terkenal dengan humor – humor gelap), dan adegan – adegan di bab terakhir buku. Selain itu, antara narasi Goodwin dan dialog internal Frank juga secara mood terasa agak jumping, meski sudah diberi warna yang berbeda.

[caption id="" align="aligncenter" width="549" caption="Sample Art The Punisher Max: Born. Sumber: http://scans-daily.dreamwidth.org"]

Sample Art The Punisher Max: Born. Sumber: http://scans-daily.dreamwidth.org
Sample Art The Punisher Max: Born. Sumber: http://scans-daily.dreamwidth.org
[/caption]

Ilustrasi dari Darick Robertson cukup berhasil mendukung cerita dengan panel – panel yang mengalir dan enak diikuti mata. Ekspresi para tokoh juga ditampilkan sesuai dengan dialog maupun adegan yang sedang terjadi. Sayangnya, ilustrasi wajah beberapa tokoh pendukung tidak memiliki perbedaan yang signifikan, sehingga sulit untuk dibedakan. Kekuatan terbesar dari elemen grafis Born menurut saya terletak dalam hal pewarnaan. Colorist Paul Mount mendominasi warna dengan hijau dan coklat untuk menghidupkan suasana hutan tropis Vietnam yang menjadi setting utama komik ini, memberikan atmosfir yang sama ketika saya menonton film Platoon (1986).

Setting dan cerita Born memang sangat jauh dari kehidupan sehari – hari kita. Tapi justru itulah yang membuat saya bersyukur. Meskipun tinggal di Jakarta berarti setiap hari saya harus menghadapi macet, panas, banjir, dan stress, masih lebih baik daripada harus dikirim ke medan perang. Apalagi, perang dimana negara kita adalah pihak yang menginvasi dengan embel - embel hak asasi, ideologi, atau pembebasan yang sebenarnya cuma kedok untuk memperluas wilayah belaka.

Atas dasar analisa ini ditambah harganya yang tergolong mahal, saya memberi The Punisher MAX: Born 3 dari 5 bintang.


Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun