Setelah Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945, perjuangan bangsa Indonesia belum sepenuhnya usai. Â Bangsa kita masih harus melanjutkan perjuangan untuk mendapatkan sebuah pengakuan kemerdekaan. Apakah perjuangan setelah kemerdekaan memiliki jalan yang mulus? Tentu tidak, dalam buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid VIÂ dijelaskan bahwa belanda masih saja menganggap Indonesia sebagai daerah jajahannya.
Oleh karena itu disini saya ingin menjelaskan bagaimana perjuangan bangsa Indonesia terutama Soetan Sjahrir dalam memperoleh pengakuan kemerdekaan. Melalui pembahasan Kabinet Sjahrir I : Awal terbentuknya hingga kejatuhannya.
Awal Terbentuknya Kabinet Sjahrir I
Sebelum terbentuknya Kabinet Sjahrir I, dalam buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI pada tanggal 3 November 1945 mengeluarkan maklumat yang isinya memberikan kesempatan pada rakyat untuk membentuk sebuah partai politik. Berdirinya partai politik ini juga diikuti oleh perubahan sistem dari Presidensial menjadi Parlementer, dalam artian kabinet akan bertanggung jawab pada KNIP selama perang kemerdekaan sebagai dewan perwakilan rakyat.
Dikutip dari buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI, pada tanggal 14 November 1945 kabinet presidensial di bawah pimpinan presiden Soekarno diganti dengan kabinet ministerial di bawah perdana menteri Sjahrir (Kabinet Sjahrir I)
Bagaimana Sjahrir bisa terpilih menjadi perdana menteri?
- Dikutip dari laman situs Kemdikbud, Sjahrir terpilih karena tidak pernah menjalin kerja sama dengan pihak Jepang, sehingga lebih dapat diterima oleh pihak Sekutu.
- Selain karena Sjahrir yang tidak pernah menjalin kerja sama dengan jepang, faktor kedekatan Sjahrir dengan Moh. Hatta juga berpengaruh terhadap terpilihnya Sjahrir dalam Kabinet Sjahrir I seperti yang dijelaskan dalam laman situs Historia.id.
- Terpilihnya Sjahrir juga dipengaruhi oleh jalur yang ditempuh Sjahrir dalam perjuangan mendapatkan pengakuan kemerdekaan yaitu jalur diplomasi. Pemilihan jalur diplomasi tersebut sejalan dengan yang diinginkan Presiden Soekarno. Dengan menggunakan jalur diplomasi Soekarno merasa bahwa kabinet Sjahrir akan mampu mengatasi keberlangsungan hidup Indonesia (Nuraini, 2023)
Upaya Diplomasi Pada Perundingan 10 Februari 1946
Dikutip dari buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI, pada tanggal 10 Februari 1946 terjadi sebuah perundingan antara sekutu yang diwakilkan oleh Sir Archibald Clark Kerr dan pihak Belanda yang diwakili oleh gubernur jendral J.V. Mook. Pada perundingan tersebut pihak Belanda memberikan sebuah usulan yang isi usulan tersebut adalah pengulangan dari pidato Ratu Belanda pada tanggal 7 Desember 1942. Dimana salah satu isi dari usulan tersebut adalah ingin "Menjadikan Indonesia sebagai negara persemakmuran berbentuk federasi yang memiliki pemerintahan sendiri di dalam lingkungan Kerajaan Nederland." Namun pada saat itu pihak kita belum memberikan usul balasan.
Kejatuhan Kabinet Sjahrir I
Perjuangan Sjahrir dalam memperjuangkan pengakuan kemerdekaan tidaklah mudah, sebab terdapat golongan yang tidak setuju dengan jalur diplomasi Sjahrir. Golongan seperti Tan Malaka lebih menginginkan jalur perjuangan bersenjata. Pada tanggal 4 Januari 1946 terbentuklah sebuah wadah perjuangan yang bernama Persatuan Perjuangan (Nuraini, 2023).
Dalam buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI, persatuan perjuangan melakukan oposisi terhadap kabinet Sjahrir  yang sekaligus menjadi salah satu penyebab berakhirnya atau kejatuhan kabinet Sjahrir I. Mereka ingin perundingan hanya dapat dilakukan atas dasar pengakuan 100% terhadap Republik Indonesia. Lalu pada sidang KNIP di Solo (28 Februari-2 Maret 1946) Mayoritas menentang kebijakan Sjahrir dan karena oposisi yang terlalu kuat akhirnya Sjahrir mengembalikan mandatnya kepada Presiden Soekarno yang menjadi penanda berakhirnya Kabinet Sjahrir I.
Referensi:
- Poesponegoro, Marwati Djoened, dan Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI: Zaman Jepang dan Zaman Republik. Jakarta: Balai Pustaka, 2008.
- Nuraini, P. (2023). Pengambilalihan Kekuasaan Kabinet Sjahrir oleh Persatuan Perjuangan pada 3 Juli 1946. Siginjai: Jurnal Sejarah, 3(1), 39-49.
- Sjahrir Terpilih Karena Tidak Pernah Bekerja Sama Dengan Jepang" kebudayaan.kemdikbud.go.id
- Moerad, Sjahrir, Hatta, dan Persahabatan yang Terlupakan (1)," Historia.id
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI