Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Cetik Badung

4 April 2020   17:02 Diperbarui: 4 April 2020   17:06 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya susuk. Susuk untuk memikat para lelaki. Bayangkan saja, mana mungkin lelaki muda seperti Dokter Ida Bagus Kardana terpikat."

"Iya kau benar, kasihan dokter bedah itu. Karirnya seakan berakhir. Aku dengar dokter bedah itu dipindah tugaskan di daerah Buleleng."

Ni Luh berusaha menutup rapat telinganya. Namun usahanya gagal. Suara wanita-wanita itu seolah menusuk gendang telinganya. Bagaikan suara simfoni yang menyayat hati. Ia berusaha meredam amarah. Karena ia tahu, sekali lagi ia berbuat masalah di RSUP Sanglah, resiko pemecatan sudah menanti untuknya.

***

Seminggu setelah kejadian itu, tepatnya di awal tahun 2020 ini, Bali dihebohkan oleh berita menyebarnya virus korona yang kian santer. Tak terkecuali di daerah Denpasar. Pemerintah daerah mengumumkan siaga 1.

Sebagai tempat tujuan wisata berkelas internasional, para turis bisa saja membawa bibit-bibit virus korona. Pemerintah daerah memerintahkan kepada semua warganya untuk melengkapi diri dengan pelindung. Menjaga kesehatan diri dan kebersihan lingkungan. Serta selalu mencuci tangan setelah melakukan aktivitas apapun.

Pihak RSUP Sanglah juga mengambil langkah tegas. Semua pegawai medis disana dilengkapi dengan alat pelindung diri yang sesuai standar pemerintah dan WHO. Semua bangsal dan lorong-lorong rumah sakit dibersihkan setiap pagi dan sore hari menggunakan desinfektan. Demikian halnya untuk semua petugas medis yang bertugas juga wajib membersihkan ruang kerja mereka setiap tiga jam sekali.

Ni Luh terlihat bersemangat. Setelah makan siang ia mengepel lantai kamar mayat. Sedangkan I Putu Arsa mengelap pintu lemari pendingin. Dalam waktu 30 menit, semua pintu lemari pendingin kini telah steril.

Melihat Ni Luh masih mengepel lantai, I Putu Arsa membantunya. Ia mengganti air kotor dalam ember dengan air bersih.

"Terima kasih Bli."

"Sama-sama Ni Luh."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun