kedalam patung Dewa Wisnu.
***
Saraswati dibantu suaminya berjalan menuju Petirtaan Jolotundo. Mereka hendak mengikuti upacara Melasti yang hampir selesai. Sang Pedanda terdengar melantunkan do'a dengan khusyuk. Saraswati bersimpuh didepan kolam Petirtaan jolotundo. Ia mengambil tempat tepat didepan patung Dewa Wisnu. Puluhan Canang sari berjejer rapi di tepian kolam. Lalu Saraswati mengambil sebuah Canang sari yang ada didepannya. Canang sari miliknya terlihat berbeda dengan Canang sari lainnya. Hanya Canang sari miliknyalah yang memiliki satu bunga Kamboja berwarna kuning.
Wangi kamboja kuning menyeruak ke udara, membangunkan pertapaan Anak Agung Putu Wartayasa. Lantunan do'a yang ia ucapkan seketika berhenti. Ia mengamati semua orang yang sedang khusyuk sembahyang. Tiba-tiba pandangan matanya tertuju kepada Saraswati.
"Dayu Oka..." gumamnya lirih.
Anak Agung Putu Wartayasa sangat bahagia. Ia telah menemukan kekasihnya kembali. Ia percaya bahwa wanita yang sedang memegang Canang sari dengan bunga Kamboja kuning itu adalah reinkarnasi Dayu Oka kekasihnya. Lalu ia memohon petunjuk kepada Sang Hyang Widhi. Ia berdo'a agar bisa dipersatukan kembali bersama Dayu Oka.
"Bersabarlah, tunggulah sang Pedanda menyelesaikan upacara Melasti ini. Dayu Oka akan datang menemuimu." sebuah suara menggema didalam telinga Anak Agung Putu Wartayasa.
Lantunan do'a masih terdengar mengalun. Matahari mulai tergelincir pelan-pelan. Cahaya di langit mulai meredup berganti senja.
Saraswati dan suaminya masih khusyuk berdo'a kepada Sang Hyang Widhi. Dalam hatinya, Saraswati memohon agar ia dan suaminya diberi seorang keturunan yang sudah lama ia nantikan. Ketika ia mengangkat dupa dan hendak membakarnya, seorang wanita disampingnya tiba-tiba berdiri dan menyenggol tangannya hingga membuat dupa milik Saraswati terjatuh.
"Maaf... Saya tidak sengaja." ucap wanita itu setelah ia memungut dupa dan menyerahkannya kembali kepada Saraswati.
"Tidak apa-apa.." balas Saraswati ramah.