Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Canang Sari

13 Desember 2019   20:39 Diperbarui: 13 Desember 2019   20:36 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kedalam patung Dewa Wisnu.

***

Saraswati dibantu suaminya berjalan menuju Petirtaan Jolotundo. Mereka hendak mengikuti upacara Melasti yang hampir selesai. Sang Pedanda terdengar melantunkan do'a dengan khusyuk. Saraswati bersimpuh didepan kolam Petirtaan jolotundo. Ia mengambil tempat tepat didepan patung Dewa Wisnu. Puluhan Canang sari berjejer rapi di tepian kolam. Lalu  Saraswati mengambil sebuah Canang sari yang ada didepannya. Canang sari miliknya terlihat berbeda dengan Canang sari lainnya. Hanya Canang sari miliknyalah yang memiliki satu bunga Kamboja berwarna kuning.

Wangi kamboja kuning menyeruak ke udara, membangunkan pertapaan Anak Agung Putu Wartayasa. Lantunan do'a yang ia ucapkan seketika berhenti. Ia mengamati semua orang yang sedang khusyuk sembahyang. Tiba-tiba pandangan matanya tertuju kepada Saraswati.

"Dayu Oka..." gumamnya lirih.

Anak Agung Putu Wartayasa sangat bahagia. Ia telah menemukan kekasihnya kembali. Ia percaya bahwa wanita yang sedang memegang Canang sari dengan bunga Kamboja kuning itu adalah reinkarnasi Dayu Oka kekasihnya. Lalu ia memohon petunjuk kepada Sang Hyang Widhi. Ia berdo'a agar bisa dipersatukan kembali bersama Dayu Oka.

"Bersabarlah, tunggulah sang Pedanda menyelesaikan upacara Melasti ini. Dayu Oka akan datang menemuimu." sebuah suara menggema didalam telinga Anak Agung Putu Wartayasa.

Lantunan do'a masih terdengar mengalun. Matahari mulai tergelincir pelan-pelan. Cahaya di langit mulai meredup berganti senja.

Saraswati dan suaminya masih khusyuk berdo'a kepada Sang Hyang Widhi. Dalam hatinya, Saraswati memohon agar ia dan suaminya diberi seorang keturunan yang sudah lama ia nantikan. Ketika ia mengangkat dupa dan hendak membakarnya, seorang wanita disampingnya tiba-tiba berdiri dan menyenggol tangannya hingga membuat dupa milik Saraswati terjatuh.

"Maaf... Saya tidak sengaja." ucap wanita itu setelah ia memungut dupa dan menyerahkannya kembali kepada Saraswati.

"Tidak apa-apa.." balas Saraswati ramah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun