Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Teana - Pygmalion (Part 34)

19 November 2018   17:29 Diperbarui: 19 November 2018   17:33 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yodh merasa senang karena Taw telah berhasil merebut kembali Patung Dewa Dhushara. Malam hari setelah Taw mengabarkannya kepada Yodh, panglima Kerajaan Yodh segera menyusul Taw di Kota Hegra. Melewati dimensi waktu, mereka akhirnya sampai di Kerajaan Yodh dalam beberapa menit saja.

       Ketika Taw membawa patung itu masuk kedalam Kerajaan Yodh, semua penghuni kerajaan berusaha menghindar. Kekuatan patung itu membuat para jin di Kerajaan Yodh melemah. Sebagian dari mereka berteriak -- teriak karena merasakan panas menjalar di tubuhnya. Beberapa penghuni kerajaan berjalan terseret -- seret lalu berubah menjadi ular. Ketika Taw mendekatkan patung itu kepada seorang jin penjaga, tubuh halus jin itu pelan -- pelan memudar. Sebab ia memaksa Taw untuk menunjukkan apa yang ia bawa. Hingga akhirnya Taw menjauhkan patung itu darinya.

       Melihat keadaan yang makin kacau, Taw menemui panglima kerajaan yang berada tak jauh dari pintu gerbang untuk memanggil Yodh keluar.

"Baiklah, kau tunggu disini. Aku akan memanggil Yang Mulia Yodh untuk menemuimu."

       Panglima itu berjalan melata diatas ekornya. Menggeliat -- geliat dengan lincah menuju kedalam kerajaan. Tak lama kemudian Yodh keluar dari kerajaannya. Ia menemui Taw yang berdiri disamping pintu gerbang.

"Ada apa kau memanggilku kemari Taw?"

"Maaf Tuan, aku lihat para pengikutmu tidak sanggup menahan kekuatan dari patung Dewa Dhushara ini. Jadi aku tidak bisa membawa patung ini masuk kedalam. Mungkin Tuan mempunyai cara lain untuk membawa patung ini?" tanya Taw.

       Yodh diam sejenak untuk berpikir. Setelah itu ia mengambil patung Dewa Dhushara dari tangan Taw. Ia mulai memejamkan matanya, lalu memindahkan sedikit demi sedikit kekuatannya kedalam patung itu. Sebuah pendar cahaya kuning memancar dari telapak tangan Yodh.

"Ayo kita masuk, kekuatan patung ini sudah aku kendalikan."

       Yodh mengajak Taw memasuki kerajaannya. Ia menjamu Taw sebaik mungkin. Di ruang utama kerajaan telah berkumpul para pembesar kerajaan. Yodh memperkenalkan Taw kepada mereka. Sambutan mereka membuat Taw merasa senang.

"Akhirnya apa yang aku incar selama ini membuahkan hasil. Sebentar lagi Bangsa Bawah akan bangkit untuk menguasai Bangsa Manusia." ucap Yodh bangga didepan pengikut -- pengikutnya. Suara tepuk tangan bergemuruh di ruangan itu.

      Ruang utama Kerajaan Yodh seketika menjadi riuh. Semua pembesar kerajaan memberikan ucapan selamat kepada Yodh atas keberhasilannya mendapatkan patung itu. Mereka merayakannya dengan makan dan minum sepuasnya. Malam itu benar -- benar menjadi malam yang bersejarah bagi Yodh dan bagi Bangsa Bawah.

***

Beberapa hari kemudian...

      Atas usulan dari para pembesar kerajaan, Yodh memutuskan untuk melaksanakan ritual pemindahan kekuatan patung Dewa Dhushara. Ritual itu dilaksanakan di Kuil Pygmalion. Sebuah kuil pemujaan nenek moyang Bangsa Bawah. Di kuil itu terdapat sebuah patung Dewa Temenos. Sebuah patung emas berwujud manusia setengah ular. Patung itulah yang memberikan kehidupan bagi Kerajaan Yodh.

"Panglima, apakah semua keperluan ritual sudah siap?"

"Sudah Yang Mulia. Hamba sudah memerintahkan penjaga Kuil Pygmalion dan para penyihir untuk mempersiapkan semua keperluan Yang Mulia."

"Bagus. Ayo kita segera berangkat. Sebentar lagi senja akan turun."

      Yodh dan beberapa anak buahnya termasuk Taw segera berangkat menuju Kuil Pygmalion. Kuil itu berada di sebuah puncak gunung tak jauh dari Kerajaan Yodh. Berada dibalik air terjun yang cukup tinggi dan dijaga oleh dua ekor ular besar. Manusia biasa tidak akan sanggup untuk memasukinya, sebab kuil itu dipisahkan oleh kekuatan sihir yang hanya bisa ditembus oleh Bangsa Bawah. Dalam perjalanannya menuju Kuil Pygmalion, Yodh teringat akan masa ratusan tahun silam. Masa ketika dirinya dibuang oleh Ratu Mehnaz dan terdampar di tempat ini. Hingga akhirnya ia menemukan keberadaan Kuil Pygmalion dan mendapatkan kekuatannya kembali. Kekuatan pemberian Dewa Temenos.

"Penjaga... Yang Mulia Yodh telah tiba, segera kalian buka pintu gerbangnya!" teriak Panglima Kerajaan.

      Mendengar perintah dari Panglima itu, dua ekor ular kobra besar keluar dari balik air terjun menyibak derasnya air yang turun. Lalu mereka memberi hormat kepada Yodh dengan cara saling berhadapan satu sama lain. Sehingga air terjun yang jatuh itu terhalang oleh tudung kepala mereka yang besar.

      Panglima itu lalu merapalkan sebuah mantra. Tak lama kemudian muncullah sebuah pintu gerbang dengan simbol kepala ular dari balik dinding batu. Ia lalu mengacungkan tongkat ular yang dibawanya, hingga terbukalah pintu gerbang Kuil Pygmalion.

***

       Penjaga kuil mulai menyalakan obor yang tidak terlalu terang cahayanya. Seketika itu juga ruangan didalam kuil menjadi remang - remang. Terlihat beberapa penyihir pengikut Yodh khusyuk berdo'a kepada Dewa Temenos.

       Lalu Yodh memerintahkan Taw untuk mengumpulkan setiap tetes darah para penyihir dan penjaga kuil itu. Termasuk darah miliknya dan darah panglimanya. Taw mengangguk. Dengan cekatan ia mengambil sebuah cawan hitam dengan pegangan berbentuk ular dari meja pemujaan sebagai wadah.

       Semua pengikut Yodh yang hadir di kuil itu mulai membentuk sebuah lingkaran tepat dibawah Patung Dewa Temenos. Taw mulai menjalankan tugasnya, ia menyodorkan cawan itu kepada jin yang hadir disana. Tanpa diperintah lagi, satu persatu jin itu menggigit salah satu ujung jarinya. Tetes demi tetes darah mulai memenuhi cawan hitam.

"Ini Yang Mulia, tinggal darah Yang Mulia Yodh yang belum tercampur." ucap Taw sambil menyodorkan cawan hitam kepada Yodh.

       Yodh lalu menggigit jari telunjukknya dengan taringnya yang tajam. Tiga tetes darah jatuh kedalam cawan hitam. Sebuah kepulan asap hitam naik ke udara.

"Taruh patung Dewa Dhushara ini dibawah kaki patung Dewa Temenos. Lalu taruhlah cawan hitam itu diatasnya."

"Baik Yang Mulia."

       Yodh pun segera melangkah kedalam lingkaran yang terbentuk. Ia mulai merapalkan mantra sihirnya diikuti oleh semua pengikutnya yang hadir di kuil itu.

"Avinu syebasyamayim yitqadasy syemekha,

Tavo malkhuteka ye'aseh retsonekha ka'asyer basyamayim gam ba'arets"

       Seiring mantra terucap, muncullah lubang hitam diatas atap gua itu. Lubang itu perlahan -- lahan mulai membesar. Cawan hitam yang berisi darah para jin terlihat mengeluarkan kepulan asap kemerahan. Asap itu mulai naik ke udara menembus lubang hitam yang semakin lebar. Raungan dan teriakan para jin mulai terdengar. Menggema didalam seluruh ruangan. Yodh tersenyum puas. Ia sudah tidak sabar untuk menyambut kedatangan para pengikutnya ke dunia manusia. Karena keterbatasan kekuatan mereka, dimensi ruang manusia tidak bisa mereka tembus. Sehingga Yodh harus membantu membebaskan mereka semua.

"Keluarlah wahai pengikutku. Bergabunglah bersamaku untuk menguasai Kota Petra." teriak Yodh sambil mengacungkan tongkat berkepala ularnya ke udara.

       Teriakan -- teriakan pilu terdengar makin mengeras. Para jin itu berusaha menembus lubang hitam. Namun setelah sekian lama, usaha mereka tidak berhasil. Yodh mulai gelisah. Ia tidak habis pikir mengapa ini semua bisa terjadi.

"Taw.... Kemarilaaaah." teriak Yodh dengan mata memerah. Ia terlihat sangat marah.

"Iya Yang Mulia, ada apa?" ucap Taw sambil bersimpuh dihadapan Yodh.

"Apa kau berusaha menipuku?" ucap Yodh sambil membelalakkan matanya ke arah Taw.

"Maaf Yang Mulia, hamba tidak berani melakukan itu." jawab Taw ketakutan.

"Lantas, mengapa pengikutku tidak bisa menembus lubang hitam itu? Mengapa kekuatan patung Dewa Dhushara tidak mampu membantu mereka keluar?" tanya Yodh geram sambil mengibas -- ibaskan ekornya yang siap untuk melilit Taw.

"Maaf Yang Mulia, hamba tidak tahu. Maafkan hamba." jawab Taw sambil bersimpuh menyentuh ekor Yodh. Berharap Yodh mengampuni kesalahannya.

       Melihat tatap mata Taw, Yodh berubah pikiran. Ia mulai bisa mengendalikan emosinya. Kemudian ia pergi meninggalkan Yodh. Menuju ke tengah lingkaran dan mengambil cawan hitam. Lalu ia merapalkan mantra sihirnya. Cawan hitam yang berisi darah para jin ia tumpahkan ke tanah. Perlahan -- lahan lubang hitam itu menutup kembali. Setelah lubang hitam itu menutup, mulut Yodh bergumam menyebut nama Simkath.

                "Simkath....."

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun