Mohon tunggu...
Luthfi Zaennuri
Luthfi Zaennuri Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan Swasta

Karyawan Swasta , Freelancer, Wirausahawan. Hobi nulis / ngetik cerita disela waktu

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kita Pasti Pulang. Pasutri Touring (Part 2)

23 Mei 2023   16:17 Diperbarui: 23 Mei 2023   16:31 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jogja-Semarang, 28 April 2023

Ini hari terakhir kami di Kota Pelajar ini, setelah cek out jam 11 siang kami akan mengunjungi spot wisata terakhir dan beranjak pulang ke Semarang, nonstop tak ada lagi penginapan yang kami sewa, siapkan mental dan fisik yang kuat, dan kenapa judunya agak ambigu..? nanti aku cerita.

dok. pribadi
dok. pribadi

Di subuh hari AC kamar berhembus begitu kencang, maklum..orang udik, remote nya juga ngadat. Sambil menikmati bakpia pathok legit nan lembut, kita akan cari sarapan dulu, rasanya aku kepingin bubur ayam, dapat juga setelah cari di Google Maps, syukurlah yang kami dapat, hidangan bubur ayam dengan harga yang terjangkau namun porsinya cukup puas...namanya Bubur Ayam Mas Abe, letaknya di Jl. Garuda di seberang jalan kampus UMY. Nah ini baru kuliner Jogja yang sebenarnya...batinku, yang ramah di kantong mahasiswa..hehe

Bisa dibilang, romantisasi dan kemeriahan Jogja kebanyakan memang bagi para mahasiswa, yang kasarannya dibilang serba terjangkau, yang kebanyakan juga dari para pendatang, ungkapan semacam"gaji Jakarta, hawa Bandung, pengeluaran Jogja"...haha lucu sekali...


Spot wisata kali ini adalah nostalgia dari jamanku sekolah SD, Taman Pintar, ada perasaan geli-geli aneh disini, orang liburan pengennya pasti hanya senang-senang saja, namun yang ini diajak 'serius'... terasa seperti kembali ke sekolah, tapi lebih terhibur dengan alat peraga langsung yang bisa dipraktekkan, tidak hanya membayangkan melihat dibuku saja. Sepertinya ada spot baru disini bernama Planetarium, tiket masuk 20ribu per orang, sebuah ruang studio dengan proyektor bundar, dipancarkan diatas atap studio, sayangnya kami tak diperbolehkan merekam dan mendokumentasi dalam bentuk apapun disini, tapi aku ceritakan sekilas saja.

Lampu ruangan meredup, tanda sudah dimulai, animasi langit malam dan titik-titik bintang, satu titik yang diklik menunjukkan satu planet yang tampil secara statis...yah...aku pikir sudah animasi 3D seperti di game Universe Sandbox, kemudian penampilan rasi bintang dengan ilustrasi gambar ala renaissance, cukup mengesankan, dan sedikit cuplikan animasi.

dok. pribadi
dok. pribadi

dok. pribadi (planetarium)
dok. pribadi (planetarium)

dok. pribadi
dok. pribadi

Lanjut ke gedung utama, sayangnya, akuarium nya masih direnovasi, ada juga alat-alat peraga, yang sayangnya beberapa sudah agak rusak dan kurang terawat, aku paling suka pada satu ruangan, kamar terbalik, itu cukup menarik dengan perabot yang terpasang diatap, kita bisa berfoto dengan pose seperti Spiderman, juga ruang yang menampilkan proses pembuatan batik, tanpa jauh-jauh di pabrik nya langsung, disini terpajang bagaimana proses pembuatan dari sketsa, pembubuhan lilin, sampai pewarnaan. Juga proses pembuatan wayang kulit, dari sketsa, pahatan, sampai pewarnaan, sebuah pahatan yang sangat halus dan detail diatas kulit kambing, namanya Tatah Sungging, benar-benar karya seni yang luar biasa.

dok. pribadi (kamar walik)
dok. pribadi (kamar walik)

dok. pribadi (proses pembuatan batik)
dok. pribadi (proses pembuatan batik)

dok. pribadi (tatah sungging)
dok. pribadi (tatah sungging)

dok. pribadi (berharap saja dulu)
dok. pribadi (berharap saja dulu)

Sudah siang, tepat jam 12, kami sholat zuhur dulu, dan sedikit makan siang di lapak kuliner disini, dengan porsi biasa di kawasan pariwisata. Disini kami agak terburu, karena harus segera beranjak ke Gunungkidul, di Wisata Goa Pindul, karena tour guide kami sudah WA kami, supaya tidak datang terlalu sore. Untuk berwisata di Goa Pindul, bisa chat WA kakak guide disitu, untuk reservasi, karena jika tidak, akan banyak sekali calo yang kasar dan manipulatif. 

Sekitar seratus kilometer dari pusat kota, cuaca siang ini agak mendung sedikit. Sebenarnya aku agak malas kalau harus diajak wisata alam, entah apapun itu disebut sedang viral dan ngehits dan sebagainya, karena itu, akses jalan yang sulit, medan perbukitan yang cukup menantang, kuat kuat yah...kuda besiku...

Istriku berpegangan erat, mode pegunungan aktif, gigi rendah dan geberan motor sesuai kebutuhan, rintik hujan hanya sesekali jatuh, tapi itu cukup membuat kami ketar ketir, ditambah ada peristiwa kecelakaan didepan, Inna Lillahi...semoga tertolong dan ditangani dengan baik, sebuah mobil dengan bumper kanan yang rusak, kemungkinan ditabrak oleh pemotor yang sedang menyalip dari arah berlawanan dan nahas, bekas ceceran merah dari korban terinjak oleh ban motorku, aku bergidik ngeri (x_x)

Kami berada di jalan yang lengang, Istriku masih mengecek Maps supaya tidak nyasar, namun, aku ingin berhenti sejenak ingin lihat Maps juga, tetiba kami didatangi seorang calo wisata, paruh baya berbadan tambun dan sangar, bicara bla bla bla...belum saja kalau kami mengiyakan dan dikepruk harga jasa seperti dipalak preman, aku tak gubris sama sekali.

Berangkat dari siang pukul 1, tiba di kawasan pukul setengah 3, satu setengah jam dari pusat kota menuju Gunungkidul, tiba di gapura masuk perkampungan menuju spot Goa Pindul, ditengah perjalanan, seorang pemuda diatas motornya, beradu melaju disampingku, lagi-lagi calo !, kami terus bilang, sudah sudah sudah pesan, aku geber motorku sedikit masih tak tersalip masih menempel juga, perasaan tak karuan, seperti mau dibegal saja...dengan kasar aku injak transmisi ke nomor 2, menyalip dia ditengah jalan kampung yang kasar dan luasnya tak seberapa, lihat ulasan di Google, banyak juga wisatawan yang mengeluhkan para calo yang marak dan jahat, maka anda bisa chat WA dulu untuk reservasi. 

Akhirnya tibalah kami di spot Goa Pindul, wisata susur sungai didalam goa yang gelap dengan ban karet, tiket per orang seharga 50ribu tapi cukup sepadan dengan pengalaman yang diberikan. Kami berangkat bersama rombongan diatas mobil box, lokasi nya masih masuk lagi.

dok. pribadi
dok. pribadi

dok. pribadi
dok. pribadi

dok. pribadi
dok. pribadi

Mengapung, diatas sungai dengan kedalaman 8-10 meter, bebatuan kapur terkikis, kami serombongan harus berpegangan, ditambah lagi didalam goa yang gelap dan pengap, sepertinya kadar oksigen menurun, aku merasa agak mual dan pusing, kalau orang awam mungkin langsung dikaitkan karena gangguan jin...tak banyak yang bisa aku foto didalam sini, karena posisi yang tegang menjaga keseimbangan, berpegangan, juga resiko HP yang tenggelam, sesekali kami merasa tegang karena hampir tertabrak oleh dinding goa, kami mendorong posisi kami menjauh, didalam sini terdapat batu stalaktit yang sangat besar, menggantung diatap goa, luar biasa...tak terbayang jika sampai patah dan tenggelam. 

Kami beruntung datang kemari dalam keadaan cerah, meski agak mendung, air sungai sungguh cantik, keluar dari goa semua bebas berenang, namun aku tak berani berenang, jenis batuan kapur terkikis cukup dalam, ditambah berat badanku yang mengkhawatirkan, kami beranjak pulang. Kru dan abang disini cukup akrab, mungkin tipikal kakak pendaki gunung yang baik sekali. Sudah puas lah trip kami, Magelang - Jogja kota dan alam nya,  Bismillah kami pulang, selamat tinggal Goa Pindul, kawasan sejuta calo...

dok. pribadi
dok. pribadi

dok. pribadi
dok. pribadi

Kami pulang sehabis maghrib, kami berencana mencari jalur alternatif, berencana lewat Klaten - Boyolali, kami tak berani lewat balik lewat Magelang malam hari, karena harus lewat Kecamatan Jambu yang gelap dimalam hari. Rupanya inilah awal kesalahan kami yang cari jalan tikus di gunung yang pekat ini.

ilustrasi
ilustrasi

Malam, disebuah jalan raya yang luas, tapi sangat sepi senyap, kami seperti berada di dunia lain. Sebuah jalan raya yang agak luas, halus beraspal, namun, penerangan disini minim, lampu tiap 200 meter sekali, sesudah itu, pekat gelap gulita. Lampu motorku tak mampu menerangi, agak gerimis, kami singgah disebuah mushola kecil dengan kursi besi untuk sebuah acara, tapi sepi sekali, mungkin untuk acara Halal Bihalal...tapi sepi agak mencurigakan. 

Kami lewati layar pekat itu, ditelan perasaan takut, sembari lantunan doa dan sholawat yang tak putus, bukan hanya setan yang aku takutkan, tapi juga begal, apalagi baru baru ini banyak sekali isu mengenai klitih di Jogja ini, hanya satu dua motor yang lewat, dalam hati aku berkata "kita pasti pulang, kita pasti sampai".

Syukurlah hape dan maps masih berfungsi, kami kapok dan memutuskan kembali ke jalan utama, lewati satu perkampungan, baru jam 7 malam sudah sepi, tiba di perempatan kampung, arah kanan akan menuju jalan alternatif yang tembus ke jalan raya klaten, tapi tidak, apalagi dimalam hari, ambil jalan kiri, dan Alhamdulillah, kami sampai di jalan utama. Lebih baik agak macet tapi ramai ada temannya, daripada sendirian malam malam di gunung ini.

Sisa-sisa tenaga aku kerahkan menuju Semarang, dari klaten lewat jalan kampung lagi tembus daerah Boyolali, penat sekali, hampir tiba di jalan raya Boyolali-Salatiga, sial...batre hape sudah hampir habis, begitu juga powerbank...asal sudah sampai daerah Salatiga, aku sudah lega dan hafal jalannya. 

Sampai disini tak terasa kampas rem depanku sudah habis, aduh...nasib cakram rem terkikis, sudah larut malam tak ada bengkel yang buka. Alhamdulillah sampailah kami di Semarang, di jam 11 malam begini masih ramai juga. Istriku sudah tertidur di bahuku, merunduk berkendara seperti pebalap MotoGp, setiap sudut badanku sakit, bahkan memikirkan sesuatu juga sakit, aku tak berhenti, kami ingin cepat sampai, Alhamdulillah pukul 12 malam kami sampai dengan selamat, bersiap untuk besok hari sabtu, kami dan keluargaku trip ke Dieng dengan mobil...hahah..super sekali !!

End~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun