udik ternganga. "Hah?! Serius? Satu gol di menit segitu?"
belum sempat napasnya tenang, dua menit kemudian Rodrygo lagi-lagi menanduk bola hasil umpan Carvajal. Bola masuk. Gawang Ederson bergetar.
skor 2--1 untuk Madrid malam itu, agregat jadi imbang. Seluruh stadion menggila.
taher berlutut di lantai, suaranya bergetar, "Ya Allah... ini beneran. Ini... bukan mimpi, kan?"
udik menatap layar dengan mulut terbuka. "Dua gol dalam dua menit. Gila. Nih orang bener-bener punya jimat."
taher menatapnya penuh keyakinan. "Itu bukan jimat, Dik. Itu keyakinan. Lo lihat sendiri. Dunia boleh ngasih kita 1% peluang, tapi kalau lo percaya, lo bisa ubah 99% ketidakmungkinan itu."
pertandingan lanjut ke perpanjangan waktu. Menit ke-95, Benzema dijatuhkan di kotak penalti. Wasit menunjuk titik putih.
"Ah, udah habis City," kata Taher pelan.
benzema maju. Satu langkah, dua langkah, lalu tembakan pelan ke kiri gawang --- GOAL. Madrid unggul 3--1.
taher menatap layar dengan mata berkaca. "Lihat, Dik. 1% itu nyata."
udik menghela napas panjang, lalu tersenyum. "Gue nggak tahu harus ngomong apa. 99% dunia mungkin udah nyerah, tapi ternyata yang 1% itu cukup buat ngebalik semuanya."