Hari ini aku datang, tidak hanya dengan luka, tapi juga dengan rasa takut yang belum sempat kuberi nama. Ada yang genting di dalam diriku: harapan yang dulu ku bangun perlahan-lahan, kini seperti gedung tua yang belum sempat selesai, sudah digerogoti waktu dan keraguan.
Aku duduk dalam ruang pengakuan itu, seperti seorang peziarah yang lelah. Lelah bukan hanya karena perjalanan, tapi karena banyaknya pertanyaan yang belum terjawab. Akankah aku mampu berjalan lurus? Atau aku akan kembali terbawa arus, membelok karena dunia terlalu ramai memberi arah?
Aku ingin berubah, benar-benar ingin. Tapi keinginan tak selalu cukup. Kadang ia kalah oleh kebiasaan, oleh takut, oleh bayangan akan gagal lagi. Aku tak menuntut banyak, hanya mohon agar Tuhan yang diam dalam sunyi itu tetap menggenggam tanganku, meski aku sendiri kadang tak yakin pada kakiku sendiri.
Ada harapan, meski rapuh. Ada niat, meski sering retak. Ada cinta, meski kadang lebih banyak kutahan daripada kuberi.
Aku tahu, hidup ini bukan soal langsung sampai. Tapi soal terus berani melangkah, meski hanya setapak, meski hati masih gemetar.
Jika besok aku masih di persimpangan, semoga aku tidak menyerah. Jika hari ini aku jatuh, semoga aku masih mau bangkit. Dan jika malam nanti aku menangis, semoga air mata itu cukup jujur untuk menyuburkan kekuatan baru dalam diriku.
Aku tak sempurna. Tapi aku belum berhenti mencoba. Itu cukup... untuk hari ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI