Dalam perjalanan pulang ke rumahnya, Hakim berencana akan melepas tuyul yang dimilikinya. Menurutnya, tuyul tersbeut sudah tidak berguna lagi dan justru menambah kecurigaan masyarakat saja.
Malam hari, pukul sebelas malam diambilnya botol seperti botol limun yang disimpannya di dalam tas dan kemudian dibuka. Kedua tuyul itu lalu keluar.
"Ada apa Tuan memanggil kami setelah sekian lama?"
"Begini, saya akan melepas kalian. Saya sudah tidak butuh kalian lagi."
"Bagaimana bisa begitu Tuan?" sanggah si tuyul
"Iya, kalian sudah tidak berguna lagi. Saya lebih mampu dari kalian. Uang yang kalian hasilkan hanya sedikit. Paling banyak hanya satu juta dan itu pun hanya sekali."
"Kenapa Tuan bicara seperti itu? Masih kurang yang kami berikan kepada Tuan?"
"Tentu saja kurang! Sekarang saya bisa melakukan lebih dari yang kalian lakukan. Tinggal menunggu proyek dan memotong anggarannya. Hasilnya lebih dari yang kalian usahakan. Aku bisa mengalahkan kalian"
"Terus bagaimana nasib kami Tuan?"
"Terserah kamu mau kemana dan jangan ke desa ini lagi. Kalau tetap, kamu akan saya bakar."
Kedua tuyul itu pergi entah kemana mencari tuan baru atau menjadi penghuni hutan. Sementara Hakim merasa menang dibandingkan dengan kedua tuyul yang telah pergi itu dalam hal mencari uang.