Mohon tunggu...
Luqman Fahrudin
Luqman Fahrudin Mohon Tunggu... Lainnya - Kreatif

Menulis kreatif

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Janji Hanyalah Janji #010

2 Juni 2023   13:09 Diperbarui: 2 Juni 2023   16:31 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sayup-sayup terdengar anak itu bernyanyi.
Di antara pengendara tengah kota.
Aku mendengar lantunan suara polos,
dalam alunan nada sumbang.

Diantara lampu persimpangan,
Ia bernada tanpa berirama.
Menyanyikan lagu riang, namun muram wajah terpampang.

Sebelah mata memancarkan keputusasaan,
sementara yang lain  melihat jalan ini belum berakhir.
Hati teguh untuk terus hidup,
walau keras ia menerima takdir.

Sementara di depan mereka, baliho terpampang wajah sumringah, para pejabat,
Berambisi meninggikan pangkat.
Berpakaian rapi lengkap dengan jas dan dasi.
Bujuk rayu slogan tertulis janji dan janji.

Anak-anak itu tak peduli, toh nyatanya sudah menahun mereka begini.
Janji hanyalah janji, nyatanya pintu kaca rapat terkunci.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun