Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Duniaku

27 Desember 2020   07:15 Diperbarui: 27 Desember 2020   07:59 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi dunia-pexels.com

Di duniaku, matahari tak selalu hangat menyapa. Kadang aku harus bertikai dengan pagi yang tak ramah, siang yang kehilangan hasrat dan malam yang tak memberi kesempatan untuk memejamkan netra 

Di duniaku, angin tak selalu sepoi-sepoi. Kadang aku dihadang badai, membuatku harus menepi jika tidak ingin hilang terhisap pusaran. Tapi sesekali aku nekat menerjang, menjajal bahaya dan menguji dugaan: selamat sampai tujuan atau terombang-ambing di tengah lautan

Di duniaku, laut tak selalu biru. Kadang keruh oleh residu masa lalu, rasa sakit yang hanya ditumpuk dan kata-kata yang belum (tidak pernah) sampai di mulut. Namun ada kalanya ia begitu jernih hingga aku dapat melihat refleksi diriku sendiri. Dan aku bisa memberitahumu topeng apa yang sedang kupakai. 

Di duniaku, tawa bisa berarti riasan untuk mempercantik luka. Sementara air mata adalah pengiring untuk tawa yang panjang. 

Dan kau mungkin tak percaya, bahwa aku menuliskan ini sambil tertawa.

27/12/2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun