Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Nasihat tentang Patah Hati

31 Agustus 2019   05:55 Diperbarui: 31 Agustus 2019   05:58 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi-sumber : pexels.com

Aku tidak ingat lagi, siapa di antara kita yang sering tersakiti dan siapa yang sering menyakiti. Apakah karena terjadi berulang kali? Apakah karena kita memutuskan jalan sendiri-sendiri? 

Temanku berkata bahwa waktu akan menyembuhkan segalanya. Tapi bagiku, waktu tak ubahnya penjara ketika aku hanya diam. Bukan waktunya yang salah. Tapi aku yang tidak berusaha. Ah, mengapa luka ini makin lebar saja? 

Temanku berkata, "lupakan masa lalu!" Tapi ia benar-benar bagai hantu. Pernah suatu malam kuusir ia karena memaksa masuk ke mimpiku. Bukannya pergi, ia malah seperti dipaku. Jadi, apa maumu? 

Dari segala nasihat tentang patah hati, ada hal-hal yang mungkin tidak disadari. Aku tetaplah pemeran utama dalam ceritaku sendiri. Jika aku tersakiti, itu juga karena aku terlalu naif. Jika aku terluka, bahagia harusnya bisa jadi obat. Lalu, untuk apa aku belajar melupakan, kalau ia bisa jadi pelajaran? 

31/08/2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun